Soloraya
Minggu, 5 Agustus 2012 - 10:38 WIB

MASSA HTI Gelar Aksi Solidaritas Rohingya

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi solidaritas untuk muslim Rohingya, di kawasan Gladak, Solo, Minggu (5/8/2012). Mereka berharap ada tindakan nyata dari pemerintah Indonesia dan negara lain yang bertetangga dengan Myanmar seperti Malaysia dan Bangladesh untuk membantu muslim Rohingya. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)


Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi solidaritas untuk muslim Rohingya, di kawasan Gladak, Solo, Minggu (5/8/2012). Mereka berharap ada tindakan nyata dari pemerintah Indonesia dan negara lain yang bertetangga dengan Myanmar seperti Malaysia dan Bangladesh untuk membantu muslim Rohingya. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Seratusan orang dari Hizbut Tahrir Indonesia (HIT), Minggu (5/8/2012) menggelar aksi solidaritas untuk muslim Rohingya yang mengalami penindasan di Myanmar. Aksi dilakukan dengan longmarch dari Masjid Muslim di timur Sriwedari sampai Bundaran Gladak.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, aksi dimulai pukul 09.30 WIB dan diikuti tidak hanya orang dewasa laki-laki tetapi juga anak-anak dan perempuan. Mereka membawa poster dari kertas, spanduk, bendera dan umbul-umbul. Beberapa poster bertuliskan permintaan agar Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) mengirimkan pasukan ke Myanmar untuk membela muslim Rohingya.

Dua unit mobil dengan perangkat sound system melengkapi barisan longmarch. Beberapa orang di antaranya bergantian melakukan orasi. Sesampai di Gladak, massa menggelar orasi dan doa bersama.

Pelaksana Humas HTI Soloraya, Addin Al Fatih, mengungkapkan dengan aksi itu pihaknya berharap ada tindakan nyata dari pemerintah Indonesia dan negara lain yang bertetangga dengan Myanmar seperti Malaysia dan Bangladesh untuk membantu Muslim Rohingya.

Advertisement

“Mestinya para pemimpin negara yang beragama Islam itu terketuk hatinya untuk mengirim bantuan kemanusiaan dan bantuan pasukan untuk mencegah penindasan berlanjut,” jelas Addin.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif