SOLOPOS.COM - Ilustrasi pabrik. (linkedin)

Solopos.com, SRAGEN — Masuknya penanaman modal asing (PMA) dari empat investor dengan nilai investasi sampai triliunan rupiah itu memberi peluang baru bagi para pengusaha muda lokal. Terutama pengusaha properti. Terbuka peluang untuk mengembangkan perumahan bersubsidi di daerah sekitar pabrik baru.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sragen, Syaifuddin, mengungkapkan para pengembang properti akan bermain di perumahan subsidi, khususnya untuk karyawan pabrik.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Mereka akan menawarkan produk rumah bersubsidi daripada harus indekos. Jadi daripada sewa indekos Rp700.000-Rp800.000 lebih baik beli rumah bersubsidi dengan angsuran per bulan Rp900.000-Rp1 juta per bulan. Ada juga pengembang bahan baku pabrik juga ikut mendapat peluang. Mereka bisa memasok bahan baku masuk ke pabrik sehingga perusahaan bisa berkesinambungan,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com di sela-sela lawatan bisnis di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Dia melihat banyaknya investasi luar ini juga akan menyerap tenaga kerja lokal yang luar biasa. Dia meminta Pemkab Sragen harus membangun komitmen di awal bahwa kebutuhan tenaga kerjanya harus mengambil warga Sragen.

“Saya melihat akan timbul ekosistem bisnis dan pertumbuhan ekonomi. Banyaknya pabrik berdiri di zona industri juga meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, seperti usaha kuliner, sembako, indekos, dan seterusnya. Utamanya di wilayah Sambungmacan, Sragen,” katanya.

Syaifuddin menginginkan kehadiran PMA ini jangan sampai merugikan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki produk sama. Dia mendesak Pemkab dapat mengeluarkan perda.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Sragen, Thohar Ahmadi, meminta kepada mitra kerja untuk melakukan pendataan dan validasi jumlah tempat usaha. Thohar ingin adanya kemudahan perizinan bagi para pelaku UMKM agar ikut terdongkrak dengan kehadiran PMA.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Sragen, Dwi Agus Prasetyo, memprediksi kemungkinan Sragen menjadi Kabupaten industri. Sejumlah investor yang dalam proses menanamkan modalnya di Sragen, kata Agus, sudah memetakan kebutuhan tenaga kerja. Agus sampai heran investor itu pun bisa mendata jumlah lulusan SMA/SMK selama 2-3 tahun.

“Data tersebut dipadukan, ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja mereka. Tenaga kerja ini nantinya diangkat menjadi karyawan tetap. Seperti PT Taekwang itu membutuhkan 20.000 tenaga kerja. Angkatan kerja se-Kecamatan Tanon dikerahkan semua pun masih kurang,” kata dia.

Agus tidak tahu kenapa para investor itu bisa masuk Sragen. Dia mengatakan informasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi referensi bagi para investor asing itu. “Pertimbangan mereka ke Sragen itu karena mudah perizinannya, kondusif, serikat pekerjanya baik dan tidak ada gejak dan seterusnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya