SOLOPOS.COM - Tim Sukarelawan MTR Care dan warga mengevakuasi Mbah Daliman, 70, dari kediamannya di Dukuh Bentak RT 021, Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (30/12/2022). Daliman dipindahkan sementara agar rumahnya bisa direhab.(Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Jumat (30/12/2022), lingkungan RT 021 Dukuh Bentak, Desa Bentak Kecamatan Sidoharjo, Sragen kedatangan banyak sukarelawan Masyarakat Tanpa Riba (MTR) Care Soloraya. Mereka berkumpul di depan rumah Ketua RT 021, Nanang Khosim, yang juga anggota MTR Care Soloraya.

Mereka menyiapkan tiga unit ambulans. Salah satunya untuk mengevakuasi Mbah Daliman yang sudah tak berdaya. Pria 70 tahun itu akan dibawa dari kediamannya menuju ke rumah anaknya yang di Desa Dari, Kecamatan Plupuh, Sragen. Rumah Mbah Daliman yang tak layak huni itu akan dibangun ulang oleh para sukarelawan tadi. Dananya dari donasi para dermawan di Soloraya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mbah Daliman sakit sejak 2021, setelah istrinya meninggal dunia. Di rumah itu Daliman hanya tinggal dengan anak laki-lakinya, Saiful Atman, 31. Saiful yang masih lajang yang mengurusi bapaknya.

“Awalnya Mas Nanang datang ke rumah bersama istrinya saat hujan untuk menjenguk bapak yang sakit. Saat itu ia melihat banyak atap yang bocor. Sejak itulah Mas nanang itu berinisiatif mencari donasi untuk memperbaiki rumah kami,” ujar Saiful saat berbincang dengan Solopos.com di kediamannya, Jumat siang.

Saiful bekerja serabutan di lokasi yang dekat dengan rumah. Hasil pekerjaannya hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan dasar ia dan ayahnya yang sakit-sakitan. Saiful dulu menjadi pekerja di showroom mobil milik Nanang Khosim hingga akhirnya bergabung sebagai sukarelawan MTR.

Baca Juga: Hanya di Sragen, Ketua RT Dapat Rumah Dinas

“Saya ikhlas merawat bapak karena sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai anak. Saya itu sering bermimpi ketemu bapak yang bilang berpamitan mau pergi jauh. Kondisi bapak memang seperti itu tidak bisa ke mana-mana dan sudah tidak bisa bicara lagi,” kata Saiful.

Nanang mengaku berniat membantu memperbaiki rumah Saiful yang tidak layak huni. Ia kemudian berupaya mengumpulkan donasi dari para dermawan dalam berbagai bentuk mulai dari pasir, semen, hebel, besi, dan uang tunai. Sebelum rumah dibangun, kata dia, Mbah Daliman harus dievakuasi untuk diungsikan ke rumah saudaranya di Plupuh.

“Pembangunan rumah ini kemungkinan membutuhkan waktu sebulan. Target kami bisa terkumpul donasi sampai Rp60 juta. Sekarang dengan bantuan seadanya langsung saya wujudkan sembari menunggu bantuan dari pihak lain. Ada sembilan komunitas yang siap bergabung untuk membantu perbaikan rumah, di antaranya dari Tagana, Banser, MTR Care, dan sukarelawan lainnya,” katanya.

Baca Juga: Ini Kisah Amirudin, Guru Honorer di Karanganyar yang Nyambi Jual Sayur Keliling

Nanang melihat bagian teras rumah Daliman sudah miring dan rawan ambuk. Ia akan membuka dapur umum selama sebulan untuk memberi makan sukarelawan yang bekerja membangun rumah Daliman.

Karena biaya yang dibutuhkan belum tercukupi, ia berharap dermawan lain tergerak hatinya untuk ikut membantu agar Daliman dan Saiful bisa memiliki rumah yang layak. . “Termasuk jamban itu di rumah itu belum ada. Kami mau mencari bantuan tidak ada jaringan. Kami juga sudah menyampaikan secara lisan ke desa,” jelas Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya