Soloraya
Jumat, 8 Januari 2016 - 11:40 WIB

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN : Ledakan Tenaga Kerja Asing Belum akan Terjadi di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kerja asing. (JIBI/Solopos/Antara)

Masyarakat Ekonomi ASEAN diyakini takkan menyebabkan ledakan tenaga kerja asing dalam waktu dekat.

Solopos.com, SOLO — Ledakan tenaga kerja asing diyakini takkan terjadi dalam waktu dekat di Solo meskipun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan mulai awal tahun ini. Hal itu karena kebanyakan perusahaan di Kota Bengawan sudah mapan dari sisi kebutuhan tenaga kerja.

Advertisement

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disnsosnakertrans) Solo, Sumartono Karjo, mengatakan MEA tidak hanya memberi ancaman tapi juga peluang.

Dia menyampaikan Indonesia memang pasar yang potensial untuk pemasaran barang dan tenaga kerja. Namun ada peluang yang bisa diambil dengan mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri.

“MEA memang harus diwaspadai tapi tidak ditakuti. Tenaga kerja nasional masih punya keunggulan dengan upah lebih murah dan dari sisi skill juga tidak kalah,” ungkap Martono saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (7/1/2016).

Advertisement

Namun dia menilai tenaga kerja Indonesia belum siap untuk berkompetisi karena belum disiapkan sejak lama, terutama sertifikat keahlian seperti yang dilakukan oleh negara lain.

Dia mengaku sudah mengajukan dana untuk sertifikasi tenaga kerja tapi belum disetujui untuk tahun ini. Oleh karena itu, dinas berupaya untuk memberi pelatihan dengan materi yang aplikatif sehingga bisa langsung terjun ke dunia usaha.

Martono mengakui regulasi yang dimiliki pemerintah terlambat untuk mengantisipasi MEA karena belum ada aturan pasti mengenai tenaga kerja asing di Indonesia atau sebaliknya. Namun dia menyambut positif kebijakan Pemprov Jateng yang mengharuskan tenaga kerja asing harus mampu berbahasa Indonesia mulai tahun ini.

Advertisement

“Saat ini ada sekitar 29 tenaga kerja asing di Solo, yang perlu diwaspadai adalah investor asing yang membawa tenaga kerja dari negara asalnya. Oleh karena itu, filter melalui bahasa ini diharapkan membendung tenaga kerja asing,” ujar dia.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Kerja, dan Transmigrasi Dinsosnakertrans Solo, Agus Alwanto, mengatakan selama ini jumlah tenaga kerja asing relatif stabil di angka 20-an orang. Kebanyakan mereka bekerja di perusahaan garmen dan lembaga pendidikan.

“Amerika Serikat yang paling dominan, yakni ada lima orang tenaga kerja asing. Tenaga kerja asing yang bekerja di Solo di antaranya dari Prancis, Australia, Kanada, Tiongkok, Filipina, Taiwan, Korsel, Jepang, dan India. Namun yang domisili kerjanya di Solo hanya ada 13 orang,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif