SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Sejumlah peternak burung puyuh di Kabupaten Boyolali mulai bangkit kembali. Hal itu dilakukan setelah adanya serangan avian influenza (AI) awal tahun lalu.

Hanya saja, saat ini para peternak kesulitan untuk memperoleh bibit. Mereka harus rela menunggu hingga sekitar dua bulan untuk memperoleh pasokan bibit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kami harus pesan dua bulan sebelumnya. Kalau pun dapat sangat terbatas,” ujar salah seorang peternak puyuh di Desa Canden, Sambi, Handono kepada wartawan di kediamannya, Kamis (5/8).

Akibat minimnya bibit yang diperoleh, imbuh Handono, harga bibit burung puyuh juga ikut naik. Sebelumnya harganya mencapai Rp 1.300/ekor. Namun saat ini menjadi Rp 1.800/ekor.

“Biasanya bibit berasal dari pengusaha lokal di wilayah Colomadu, Karanganyar. Bibit yang terbatas itu juga karena minimnya indukan yang dimiliki pengusaha pembibitan,” papar dia.

Handono mengaku dengan keterbatasan pasokan bibit itu, dirinya baru bisa memiliki sekitar 7.000 ekor dan sebagian sudah mulai berproduksi.
Untuk harga telur, Handono mengaku sekitar Rp 166/butir di tingkat pengepul. Biasanya, jelas Handono telur-telur itu dibawa ke Jakarta dan sekitarnya.

fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya