Solopos.com, SOLO — Taman Satwa Taru Jurug atau TSTJ Solo bekerja sama dengan pengelola Bukit Sekipan di Tawangmangu, Karanganyar, dan Waduk Cengklik Park di Ngempak, Boyolali, membentuk paket wisata.
Paket yang dikemas dalam program Edufun Zoo and Park Tour itu dibagi menjadi dua. Paket pertama dengan biaya Rp160.000 per orang, destinasinya meliputi TSTJ dan Bukit Sekipan.
Biaya itu sudah termasuk tiket masuk, kereta kelinci, naik kuda, feeding animal, education guide, suvenir, serta melihat koleksi flora dan fauna.
Baca Juga: Wah, TSTJ Solo Bikin Paket Wisata Bareng Bukit Sekipan & Cengklik Park
Di Bukit Sekipan, biaya itu di antaranya untuk tiket masuk rumah terbalik atau rumah kaca, monorel, kolam renang, kolam renang, miniatur dunia, kampung salju, taman bunga matahari dan kampung Naruto.
Paket kedua dengan biaya Rp150.000/orang, destinasinya TSTJ dan Waduk Cengklik Park. Fasilitas di TSTJ sama dengan paket pertama. Sedangkan di Waduk Cengklik Park yang didapatkan dari paket itu adalah tiket masuk, labirin kaca, rumah terbalik, kolam renang, monorel, rumah adat, miniatur dunia dan ratusan spot foto.
Baca Juga: Tanpa Batasan Usia, Pengunjung TSTJ Solo Naik Signifikan
Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Bimo Wahyu Widodo, mengatakan paket wisata tersebut juga bisa diakses pengunjung perorangan dengan promo diskon 20%. “Nantinya pengunjung bisa reservasi di TSTJ atau di Bukit Sekipan atau di Waduk Cengklik Park,” kata Bimo seusai penandatanganan kerja sama untuk program Edufun Zoo and Park Tour itu, Rabu (9/2/2022) lalu, di Red Chillies Hotel, Solo.
Kerja sama itu ditandatangani oleh Bimo dan owner Waduk Cengkik Park dan Bukit Sekipan, Joko Sutrisno. Melalui kerja sama itu nantinya pengunjung bisa membeli satu tiket bundling dengan dua tujuan wisata.
Baca Juga: Ingin Berwisata ke TSTJ Solo, Ini Harga Tiket Berikut Biaya Tambahannya
“Nanti bisa dipilih dua destinasi. Antara TSTJ dengan Bukit Sekipan atau TSTJ dengan Waduk Cengklik Park,” jelasnya.
Joko Sutrisno mengatakan saat ini adalah waktunya bagi pariwisata untuk melakukan kolaborasi. “Karakter wisatawan adalah connecting. Setelah berkunjung ke satu lokasi, lalu mau ke mana lagi? Ini kami rintis kerja sama. Nanti akan menjadi embrio kolaborasi destinasi Soloraya,” katanya.