Soloraya
Rabu, 1 Mei 2013 - 11:50 WIB

MAY DAY : 1.000 Buruh Soloraya Gelar Aksi di Hari Buruh

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana demo buruh di Balaikota Surakarta, Rabu (1/5/2013)

Ribuan buruh berorasi di depan Balaikota Solo Rabu (1/5/2013). Mereka disambut langsung Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. (JIBI/SOLOPOS/Istimewa/Yudi Apriyanto)

SOLO — Sekitar 1.000-an buruh dari berbagai perusahaan di Soloraya melakukan aksi demonstrasi di Hari Buruh Internasional, di Kota Solo, Rabu (1/5/2013). Mereka menuntut penghapusan sistem kontrak kerja dan menaikkan upah kerja buruh.

Advertisement

Ribuan buruh yang tergabung dalam  Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 melakukan longmarch dan berorasi menggunakan sepeda motor. Mereka berorasi dengan mengambil rute Mojosongo-Palang Joglo-Manahan-Kotta Barat-Jl Slamet Riyadi-Jl Jendral Sudirman dan berhenti di Balaikota.

Dalam orasinya, para buruh mengecam pemilik perusahaan yang memperkerjakan para buruh dengan upah di bawah UMK.

“Kaum buruh butuh keadilan. Wahai para pengusaha, jangan semena-mena memberikan upah rendah. Buruh itu manusia, bukan binatang yang digaji seenaknya,” papar Suharno Ketua SBSI 1992 Solo, dalam orasi tersebut, di Jl Slamet Riyadi, Rabu.

Advertisement

Kegiatan ini sekaligus memberi dukungan bagi buruh PT Gunung yang di-PHK sejak Februari lalu dan hingga kini belum memperoleh hak pesangonnya.

“Sistem outsourcing sampai saat ini masih diterapkan di berbagai perusahaan. Ini jelas merugikan para buruh,” kata Suharno.

Selain itu, pihaknya menuntut upah minimum provinsi (UMP) Jawa Tengah 2014 mencapai Rp 2,274 juta. Tahun 2013, tidak terdapat UMP dan diserahkan ke kota/kabupaten masing-masing. Hasilnya, menurut Suharno, besaran UMK di Jawa Tengah yang terendah. Ia mencontohkan, UMK Solo sebesar Rp 915.000, bandingkan dengan UMK Gunung Kidul Rp 945.000.

Advertisement

Ribuan buruh kemudian berorasi di depan Balaikota Solo. Mereka disambut langsung Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Rudi meminta para buruh bersikap santun.

“Saya dulu itu buruh, maka saya tahu persis kondisi buruh. Silakan berorasi, tapi jaga kondusivitas Kota Solo,” jelas Rudi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif