Solopos.com, KARANGANYAR — Setiap 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh atau May Day. Biasanya di hari itu, para buruh akan merayakannya dengan melakukan unjuk rasa memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk para buruh di Karanganyar. Apakah tahun ini mereka akan tetap demo May Day jatuh sesaat menjelang Lebaran Idulfitri 1443 H/2022 M?
Ketuga DPD Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Karanganyar, Haryanto, mengatakan akan tetap menggelar demo. Namun tidak tepat di May Day, diundur di hari lain. Demo kali ini pun akan sangat berbeda bentuk.
“May Day ini kan waktunya sangat mepet dengan Lebaran sehingga buruh sudah banyak yang libur dan bersiap-siap berlebaran. Hari-H May Day tetap libur, tetapi perayaan diganti pada hari lain,” ujarnya, Senin (18/4/2022).
Baca Juga: Jelang May Day, Buruh Minta Polda Bentuk Desk Ketenagakerjaan
Menurutnya, demo May Day tahun ini akan berbentuk halalbihalal. Pihaknya sudah merencanakan kegiatan halalbihalal bersama Pemkab Karanganyar yang diadakan sekitar 12 Mei mendatang. “Kepastiannya masih akan ada rapat lagi nanti,” imbuhnya.
Meski dikemas dalam bentuk halalbihalal, Haryanto mengatakan tetap akan menyampaikan isu-isu perburuhan serta isu-isu sosial-ekonomi masyarakat. Di antaranya menuntut pemerintah agar menurunkan harga-harga kebutuhan pokok yang kini banyak yang mengalami kenaikan.
“Kami tetap akan menyuarakan isu-isu perburuhan dan masyarakat. Kami menolak Omnibus Law dan utamanya menuntut pemerintah agar menurunkan harga-harga, mulai dari minyak goreng dan sebentar lagi ada kenaikan harga BBM, gas, dan tarif dasar listrik,” imbuhnya.
Baca Juga: Buruh Semarang Peroleh Vaksin saat May Day
Sementara itu, Kordinator Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Karanganyar, Eko Supriyanto, mengatakan hal senada. Menurutnya, pada hari-H May Day buruh berkonsentrasi mempersiapkan Lebaran. Sedangkan pada halalbihalal nanti pihaknya juga akan menyuarakan isu-isu perburuhan dan sosial-ekonomi.
“Utamanya adalah menuntut agar pemerintah menurunkan harga. Kami ulangi, yang kami tuntut bukan [bantuan langsung tunai/BLT] subsidi minyak goreng, tapi turunkan harga minyak goreng,” tegasnya.
Ia menggambarkan bahwa kehidupan buruh saat ini serba sulit di tengah kenaikan harga-harga. “Upah buruh [UMK] di Karanganyar tahun ini hanya naik sekitar Rp10.000 per bulan. Tetapi harga-harga kebutuhan pokok naiknya jauh dari kenaikan [UMK] itu. Kasihan buruh atau rakyat,” ujarnya.