SOLOPOS.COM - Penumpang naik Bus Rapid Transit  (BRT) Trans Jateng Koridor I di Jl. Solo-Purwodadi, tepatnya di depan MTsN 8 Sragen, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Kamis (18/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Koordinator Lapangan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jawa Tengah (Jateng) Koridor I, Joko Widodo, mengakui mayoritas halte BRT dari Solo-Sumberlawang, Sragen, kurang layak. Halte-halte itu sebatas tempat atau lokasi yang ditandai dengan MMT bertuliskan halte atau pemberhentian Trans Jateng tanpa atap peneduh maupun tempat duduk.

“Dari Terminal Tirtonadi Solo sampai Terminal Sumberlawang ada 86-an halte di kanan-kiri jalan,” ujar dia, Jumat (14/10/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Karena belum ideal, Joko tidak menampik halte itu belum bisa melindungi calon penumpang Trans Jateng dari hujan. Jika turun hujan, para penumpang harus berteduh dulu di emperan rumah atau toko terdekat.

Tahun depan, menurutnya, sudah ada rencana membangun 10 halte BRT Trans Jateng yang layak di wilayah Sragen. “Saat rapat beberapa hari lalu informasinya mau dibantu,” urai dia.

Evaluasi lainnya adalah agar halte diperlebar dan dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan bermotor. Hal itu untuk mempermudah para pengguna Trans Jateng. “Dari penumpang minta kalau bisa [halte] diperlebar, dilengkapi tempat parkir,” kata dia.

Baca Juga: Jalur Diperbaiki, Armada BRT Trans Jateng Solo-Sragen Lewat Jalan Kampung

Berbagai masukan itu menurut Joko terus menjadi catatan mengingat keterbatasan anggaran dan kondisi sekitar halte yang tak memungkinkan diperlebar atau dilengkapi tempat parkir. “Secara bertahap insya Allah akan terus diperbaiki,” tutur dia.

Lebih jauh Joko menjelaskan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan armada Trans Jateng untuk bepergian dari Sumberlawang ke Solo dan sebaliknya. Tidak jarang jumlah penumpang bus Trans Jateng melebihi jumlah kursinya.

Kondisi itu menurut Joko tidak lepas dari kondisi armada bus Trans Jateng yang bagus dilengkapi air conditioning (AC) dan kepastian waktunya.

Daya tarik lain Bus Trans Jateng menurut Joko tarifnya yang terjangkau, yaitu Rp2.000 untuk anak sekolah, pensiunan dan pekerja pabrik. Sedangkan bagi penumpang umum tarifnya Rp4.000. Murahnya tarif itu karena ada subsidi Pemprov Jateng.

Baca Juga: Ditarget Mengaspal Januari 2023, Cek Harga Tiket BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri

“Rata-rata per sekali jalan jumlah penumpangnya 26-30 orang. Sebetulnya kapasitas hanya 20 an tempat duduk. Tapi kan ada yang berdiri karena memang ada pegangannya. Banyak sekali anak sekolah yang jarang-jarang mau duduk,” terang Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya