Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Para tamu undangan yang datang ke rangkaian acara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini menggunakan pakaian dinas harian berwarna cokelat muda. Berbeda dengan tamu kebanyakan, Darso Marsinah, 70, datang mengenakan kebaya kutu baru bermotif bunga yang dipadu dengan kain batik bermotif truntum yang telah memudar.
Darso, panggilan akrabnya, juga tak duduk di kursi tempat para tamu undangan hadir. Dirinya lebih memilih duduk lesehan di trotoar taman bagian depan gedung pertemuan bersama sejumlah satuan petugas (Satgas) PDIP yang berjaga di depan. Warga Dukuh Mojosari RT 002/RW 002, Desa Bekonang, Kecamatan Mojolaban ini sengaja datang ke acara yang dihadiri Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, tanpa undangan.
Saat mengetahui orang nomor satu di Sukoharjo bakal menyambangi daerah sekitar tempat tinggalnya, Darso seketika mengurungkan niatnya berjualan intip. Dia segera pulang dan meminta salah satu anaknya mengantar ke Gedung Sri Rahayu Bekonang. Setibanya di lokasi pertemuan, nenek 23 orang cucu ini minta diseberangkan oleh polisi yang berjaga di depan. Tepat di depan gedung, sejumlah Satgas PDIP yang berjaga sempat menanyai tujuannya datang ke acara formal ini. Dengan polos Darso mengutakan keinginnya untuk melihat dan mendengar pidato Bupati Sukoharjo.
Melihat niatan Darso, Kepala Satgas PDIP Mojolaban, Joko, mengizinkan perempuan paruh baya ini masuk. Ketika diminta duduk di dalam gedung, Darso yang kala itu datang tanpa alas kaki mengaku minder dan memilih mendengar pidato Bupati dari halaman depan. Satu jam menyimak pidato Bupati yang disampaikannya ke hadapan tenaga pendidik di Kabupaten Mojolaban tak membuat Darso letih. Dirinya masih berharap bisa melihat dari dekat sosok kepala daerahnya.
Selepas acara, Ketua Satgas PDIP langsung menggandeng Darso untuk bertatap muka langsung dengan Bupati. Sedianya Darso ragu untuk bertemu Bupati, namun setelah Joko memantapkan hatinya, ia setuju melangkahkan kaki ke depan mobil yang ditumpangi Bupati. Tepat di pintu depan gedung pertemuan, momen yang dinantikan Darso akhirnya tiba. Setelah dijelaskan anggota Satgas PDIP Mojolaban, Bupati mendatangi Darso. Tanpa ragu, uluran tangan Bupati disambut Darso. Tangan rentanya gemetaran. Bulir air mata menghiasi sudut matanya. Sesaat kemudian Darso berbisik.
“Semoga Pak Bupati selalu diberi kesehatan dan kesuksesan,” ujarnya dalam bahasa Jawa, lirih.
Ditemui Solopos.com selepas menemui Bupati, Darso mengaku terkesan dengan pertemuan singkatnya. “Simbah namung kepengin sumerep Pak Bupati [Nenek hanya ingin melihat Pak Bupati],” ujarnya lugu. Ditambahkannya, kalau tidak boleh melihat dari dekat, dia sudah puas dengan mendengar pidatonya.
Darso memang salah satu sosok yang tidak pernah mengetahui tentang hiruk pikuk dunia pemerintahan. Perempuan yang masih bekerja di usia senjanya ini tidak memiliki harapan apapun kepada pemerintah.
Acara silaturahmi telah selesai. Bupati bertolak ke Kantor Pemkab Sukoharjo menumpang Toyota Camry AD 1 B diikuti rombongan sejumlah pejabat SKPD Sukoharjo. Sedangkan Darmo, pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki membawa kenangan.