SOLOPOS.COM - Seniman air brush legendaris Solo, Suwito, di kios atau lapaknya di Kampung Cat Cerah Ceria Kestalan, Banjarsari, Solo, Rabu (22/3/2023) sore. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Di era 1990-an hingga 2000-an nama Suwito sangat dikenal di kalangan pencinta seni air brush Kota Bengawan. Karya-karya warga RT 002/RW 004 Kestalan, Banjarsari, itu banyak diminati, dan menjuarai kompetisi tingkat nasional.

Saking sering menjadi juara, dia sempat masuk black list atau daftar hitam kompetisi air brush salah satu brand besar rokok Tanah Air. Puluhan tahun berlalu, Mbah Wito, panggilan akrabnya, ternyata masih setia berkarya di bidang kesenian air brush.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Setidaknya itu yang terlihat saat Solopos.com mengunjungi kios atau lapaknya di Kampung Cat Cerah Ceria (C3) Kestalan, Banjarsari, Rabu (22/3/2023). Laki-laki ramah senyum itu sedang membuat desain atau pola air brush dari garis-garis.

Di depannya sepeda motor Kawasaki Ninja R dengan air brush warna merah menyala, berdiri gagah. Sepeda motor milik salah satu pelanggannya itu terlihat begitu mencolok dengan penggunaan warna merah. Setiap bagian cat tampak mengkilap.

“Ini milik Mas Giyatno, salah satu pelanggan saya. Sesuai permintaan, saya pakai warna merah mencolok dan mengkilap. Jadinya merah menyala, dari jauh sudah terlihat mencolok. Kesan gagah serta mewah begitu terasa,” ungkap dia.

Wito menjelaskan ada sejumlah aliran air brush yang dia tahu. Mulai dari aliran realis, surealis, hingga grafis. Pada dasarnya dia bisa membuat setiap aliran tersebut. Tapi sejak dulu publik Soloraya lebih menyukai aliran atau desain grafis.

Sehingga kara-karya Wito lebih banyak beraliran grafis, yang cirinya berupa garis-garis dan seperti tiga dimensi (3D). “Saya mulai menggeluti bidang ini mungkin sejak 1984-an, setelah lulus SMA. Dari hobi jadi rezeki,” tutur dia.

Karya Suwito mulai diakui publik ketika seorang pembalap meminta dia membuat air brush di sepeda motornya. “Ada teman dari Kestalan yang jadi pembalap, minta dibuatkan grafis di motornya. Setelah itu ramai,” kata dia.

Keterampilan Suwito membuat grafis atau air brush diperoleh dari belajar secara autodidak. Dari waktu ke waktu kian banyak peminat air brush yang datang kepadanya. Karena banyak orang puas dengan karyanya, Wito pun ikut lomba.

“Entah sudah berapa kali juara, berapa piala yang saya dapat dulu. Sudah enggak menghitung, lupa. Piala-piala itu juga entah pada ke mana. Saking seringnya jadi juara, dulu saya sampai masuk black list sebuah brand besar rokok,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya