Solopos.com, SRAGEN -- Calon Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengapresiasi cara pekerja seni khususnya para pemilik usaha make up artistik di masa pandemi Covid-19.
Salah satu pemilik usaha make up artistik atau yang dilebih dikenal dengan istilah make up artis itu adalah Rosita Julia Ekawati, 25, asal Puroasri, Karangmalang, Sragen. Sosok Rosita hadir dalam konten Ngobrol Bersama Mbak Yuni yang diunggah dalam fanpage Yuni Sukowati pada 5 November lalu.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Dalam konten tersebut, Mbak Yuni mengikuti kegiatan Rosita dalam melayani make up pelanggan secara home service. Layanan home service dilakukan demi usaha make up artistik yang digeluti Rosita sejak 2017 lalu tetap menghasilkan pundi-pundi rupiah.
“Layanan home service itu adalah bentuk struggle [perjuangan] di masa pandemi. Jangan patah semangat di era pandemi. Semua harus berinovasi dan kreatif. Salah satu kunci sukses itu jangan mudah putus asa,” papar Mbak Yuni pada kesempatan itu.
Jangan Lewatkan Porgram Penghapusan Denda Pajak Kendaraan, Waktunya Terbatas
Sementara itu, kepada Solopos.com, Kamis (12/11/2020), Rosita mengatakan pandemi membuat semua usaha, termasuk jasa make up yang ia geluti sempat terpuruk. Ia berhenti total dari usaha jasa make up itu selama Maret hingga April.
Akibat belum dibolehkannya kegiatan hajatan, pendapatannya menurun drastis. Meski sudah ada beberapa pelanggan yang memberi uang muka, ia terpaksa mengembalikannya karena hajatan urung digelar.
UMK Wonogiri pada 2021 Sudah Disepakati, Ini Nominalnya
Pendapatan di Masa Pandemi
“Banyak yang dibatalkan meski sudah bayar uang muka. Uang muka akhirnya saya kembalikan. Semua usaha terdampak pandemi, mau nyalahin siapa?” kata Rosita.
Setelah hampir dua bulan tidak membuka usaha, Rosita mulai mempelajari model pelayanan jasa make up di era new normal. Kemudian ia pun memberanikan diri membuka paket jasa make up era new normal atau make up wedding era new normal.
“Namanya era new normal, tentu masih dalam keterbatasan. Jumlah yang di-make up tentu lebih sedikit. Perbandingannya, kalau dulu dalam sebulah selalu full layanan, sekarang baru setengahnya,” jelas jebolan Jurusan Televisi dan Film, ISI Solo tersebut.