SOLOPOS.COM - Salah satu MCK Biogas di Sangkrah Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) hasil bantuan dana dari Bank Dunia (World Bank) senilai Rp444 juta mangkrak. Tempat yang sekaligus digunakan sebagai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berada di Karang Tuti, RT. 003/RW. 007, Kecamatan Laweyan tak diminati warga karena telah memiliki toilet sendiri.

Selain itu, pemanfaatan biogas hasil pembuangan dari IPAL sebagai bahan bakar rumah tangga terancam tidak digunakan warga. Warga di sekitarnya mayoritas sudah banyak yang menggunakan kompor gas sendiri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pengurus teknis, Yus Sutanto, 48, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Rabu (2/10/2013) mengatakan penggarapan MCK yang berjalan selama dua tahun berdampak ke warga untuk membuat kamar mandi sendiri di rumah masing-masing.

“Tempat IPAL komunial itu dulunya adalah toilet umum. Warga banyak yang menggunakannya karena masih banyak yang tidak mempunyai WC sendiri. Setelah nungggu selama dua tahun WC umum itu tidak jadi-jadi, akhirnya warga membuat MCK sendiri dirumahnya, sekarang MCK ini jarang dipakai,” paparnya.

Ia mengkhwatirkan biaya perawatan MCK yang terdiri dari 5 wc, 4 kamar mandi dan 1 tempat mencuci itu. Beberapa warga yang menggunakan MCK tersebut masih merasa keberatan membayar uang iuran.

“Hanya ada tiga rumah yang butuh MCK itu, itupun seringkali mereka keberatan membayar uang Rp500 untuk sekali buang air besar. Untuk perawatan lainnya seperti adanya kerusakan MCK, lampu, pulsa listrik dan lainnya juga belum tahu biayanya dari mana,” paparnya.

Untuk itu, ia akan mencoba menarik iuran per minggu bagi warga yang menggunakannya. Warga sekitar juga akan diusulkan untuk membayar iuran swadana Rp5.000 per kepala keluaraga (KK). “Mudah-mudahan iuran retribusi ini bisa berjalan untuk biaya perawatan MCK itu,” jelasnya.

Salah seorang warga, Setiti, 40, mengatakan hanya anggota keluarganya yang memakan MCK itu karena di rumahnya belum terdapat kamar mandi. “Hanya saya yang menggunakan MCK itu dan akan menggunakan biogas dari situ karena untuk memasak, saya masih menggunakan arang, yang lainnya sudah memakai gas,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya