SOLOPOS.COM - Untung Wina Sukowati (Solopos.com/ Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Untung Wina Sukowati, putri mantan Bupati Sragen Untung Wiyono, mengungkap alasannya maju sebagai bakal calon bupati lewat Partai Demokrat Sragen untuk Pilkada Sragen 2024.

Wina, sapaannya, mengakui tidak mendapat restu dari ayahnya. Alasan terjun ke dunia politik disampaikan Wina kepada wartawan seusai mengisi formulir pendaftaran sebagai bakal cabup di Kantor DPC Partai Demokrat Sragen, Senin (22/4/2024) petang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Niat saya mencalonkan diri menjadi cabup di Sragen tidak ada kaitannya dengan keluarga saya. Ini tekad saya sendiri, keinginan saya sendiri, untuk membangun Sragen. Kenapa Partai Demokrat [yang jadi pilihan], karena Partai Demokrat yang sudah membuka pendaftaran bakal cabup dan cawabup,” ujar Wina seperti dikutip Solopos.com.

Dia menyatakan maju menjadi bakal cabup ini inisiatif pribadinya.

Dia termotivasi masuk dunia politik karena ingin membangun bangsa yang dimulai dari Sragen karena Bumi Sukowati merupakan asal leluhurnya.

Wina tinggal di Indonesia sejak 2008 setelah sebelumnya hidup di luar negeri. Selama ini dan seterusnya Wina tetap menjadi warga negara Indonesia.

Partai Demokrat Sragen memiliki lima kursi di DPRD Sragen sebagai hasil Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2004 sehingga Partai Demokrat harus berkoalisi dengan partai lain.

Saat ditanya terkait membangun koalisi ke depan, Wina menekankan sebagai orang Jawa itu silaturahmi menjadi penting sebagai modal membangun koalisi.

Wina belum punya pandangan sosok yang menjadi wakilnya. Dia ingin melihat perkembangan koalisi Partai Demokrat dengan siapa.

“Pada intinya partai yang mengusung saya akan saya hargai. Terkait popularitas dan eletabilitas, saya banyak mendapat masukan. Saya ucapkan terima kasih para Bapak dan Ibu di Partai Demokrat yang sudah memberi masukan. Saya memang baru di dunia politik, dengan segala kerendahan hati, [masukan itu] pastinya saya diskusikan dengan tim saya. Saya terbuka, tidak ada yang saya rahasiakan. Perkembangannya teman-teman wartawan pasti tahu,” jelasnya.

Aktivitas Sehari-hari

Wina pernah sekolah di bidang fashion dan menjadi chef. Bahkan Wina sudah menerbitkan tiga buku resep makanan dengan menggandeng penerbit Gramedia.

Dia mengaku juga pernah masuk di televisi dalam rubrikasi memasak.

“Jadi soal warna baliho itu masih macam-macam warnanya. Tergantung nanti siapa yang akan mengusung saya, maka kami fleksibel menunggu arahan lebih lanjut,” ujarnya.

Aktivitas sehari-hari saat di Jakarta, Wina menjadi seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak.

Dia bercerita mulai bangun tidur membikin sarapan, antar sekolah anak, jemput anak saat pulang sekolah, kemudian mulai memasak untuk makan malam.

“Kegiatan saya menjaga keluarga saya, menjaga anak dan suami. Menjadi pemimpin itu ya harus memiliki keluarga inti yang baik,” katanya.

Sragen bukanlah lingkungan yang baru bagi Wina. Pada usia 18 tahun, Wina sering berkeliling Sragen saat ayahnya, Untung Wiyono, menjabat Bupati Sragen.

Dia menyatakan bukan orang baru di Sragen. Selama berkeliling Sragen, Wina banyak memberi saran masukan dalam membangun program-program di daerah saat mendampingi ayahnya.

“Jadi pengalaman keliling Sragen itu cukup lama,” katanya.

Wina tidak pernah belajar politik secara langsung kepada ayahnya. Setelah lulus kuliah master, Wina tidak pernah didukung secara finansial oleh sang ayah.

Wina mempelajari dunia politik secara tidak langsung saat mendampingi ayahnya.

“Saya memperhatikan dan menyimak kegiatan di keluarga saya yang secara langsung tidak pernah saya pelajari,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Sragen Budiono Rahmadi sebenarnya sudah menjalin komunikasi saat hari ketiga Lebaran.

Dia menyampaikan Wina pernah bersilaturahmi ke rumahnya di Sepat, Masaran.



Dia mengatakan komunikasi itu berlanjut pada Senin ini.

“Awalnya hari ini hanya silaturahmi. Kebetulan ada kecocokan dengan pandangan Partai Demokrat, cerita tentang latar belakang, tujuan ke depan, dan sebagainya. Akhirnya beliau tertarik mengisi formulir pendaftaran sebagai bakal cabup,” kata Budiono.

Mas Bro, sapaan akrabnya, menyatakan Wina merupakan orang keempat yang mengisi formulir pendaftaran karena sebelumnya ada tiga orang yang mengisi formulir pendaftaran tetapi bukan untuk bakal cabup melainkan untuk bakal calon wakil bupati.

Mereka adalah Inggus Subaryoto, Joko Saptono, dan Harmono, yang seluruhnya merupakan kader Partai Demokrat Sragen.

“Tahapan di DPC itu hanya menjaring. Nanti hasilnya kami kirimkan ke DPD dan DPP. Tugas kami ya di tingkat DPC saja. Keputusannya ada di jenjang lebih tinggi, yakni DPD dan DPP,” ujarnya.

Mas Bro mengatakan Wina tertarik menjadi bakal cabup lewat Partai Demokrat karena ada kecocokan pandangan, seperti kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pembangunan dan infrastruktur.

Dia melihat Wina ini lulusan luar negeri sehingga ilmunya dapat dimanfaatkan untuk Sragen.

Pengurus DPC Partai Demokrat Sragen, Inggus Subaryoto, menambahkan kecocokan Wina dan Partai Demokrat itu dalam arti visi dan misinya.

Dia mengatakan terkait dengan regulasi partai dan penetapan siapa calon yang diusung Partai Demokrat menunggu kebijakan dari pimpinan partai di pusat (DPP).

“Kami di DPC sifatnya hanya menjaring cabup dan cawabup,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya