SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SDIT Nur Hidayah Solo memainkan permainan teradisional baris tarik tempe di Keraton Solo, Rabu (14/3/2022). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO–Ratusan siswa SDIT Nur Hidayah Solo diperkenalkan dolanan lawas atau permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan di Keraton Solo, Rabu (15/3/2023).  Terlebih banyak anak-anak saat ini lebih sering interaksi dengan telepon pintar.

Siswa SDIT Nur Hidayah juga diajak memainkan permainan tradisional seperti Jago Kate, Aku Nduwe Pitik, dan Baris Terik Tempe.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pantauan Solopos.com, para siswa itu antusias menyanyi dipandu oleh Instruktur dari keraton, Dzari Wahyu Nur Prakoso. Selain para siswa, guru-guru juga turut memainkan tari tradisional.

Sementara itu, kerabat Keraton Solo, B.R.Ay. Arum Kusumo Pradapa mengatakan kegiatan itu merupakan cara baru untuk memperkenalkan keraton ke anak-anak SD lewat permainan tradisional.

“Rasa-rasanya anak SD tidak cukup tertarik kalau hanya jalan-jalan tour di museum ini, makanya kami juga tawarkan untuk main field trip di museum keraton sini,” kata dia.

Menurut Arum, ide tersebut untuk mengemas agar anak-anak kelas TK sampai SD tertarik berkunjung ke Keraton. Anak-anak sekolah diajak interaksi langsung dengan para peraga.

“Jadi menyaksikan seni dan budaya yang sesuai dengan umurnya, kalau umur TK dan SD cukup seperti ini [dengan permainan tradisional],” ujar dia.

Dia menjelaskan ini menjadi kegiatan penting agar siswa teralihkan dari telepon pintar dan mau interaksi dengan teman yang lain melalui permaian tradisional tersebut. “Jadi kami tawarkan seperti ini [edu trip],” ujar dia.

Apalagi, kata dia, anak-anak masa kini tidak familiar dengan permainan tradisional tersebut. Bahkan mungkin tidak diajarkan di sekolah. “Jadi ini kan asyik, semua bisa saling interaksi,” tambah dia.

Pelaksana Humas SDIT Nur Hidayah, Rahmat Hariyadi mengatakan saat ini terdapat 112 siswa Kelas 4 mengunjungi Keraton Solo.

Dia mengatakan kunjungan ke keraton merupakan bagian dari pelajar Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial atau IPAS. “Ini dalam rangka kita menapaki sejarah Mataram Islam, di kurikulum merdeka kan memang ada untuk kita belajar sejarah lokal,” ujar dia.

Setelah ini, kata dia, para siswa akan diajak ke Pasar Klewer dan Masjid Agung. Menurutnya dua tempat tersebut masih memiliki kaitan dengan Keraton Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya