Soloraya
Kamis, 14 September 2023 - 13:17 WIB

Memahami Makna Kembul Bujana dalam Tradisi Mondosiyo di Dusun Ceto Karanganyar

Birgita Armasda  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kegiatan warga di Candi Cetho Karanganyar. Foto sebagai liustrasi. (Istimewa/Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Di Karanganyar, tepatnya di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi terdapat adat turun temurun yang dikenal sebagai Kembul Bujana dalam Tradisi Mondosiyo.

Budaya unik yang berakar kuat di masyarakat lokal Jenawi ini mewujudkan esensi warisan Jawa yang mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan cara hidup masyarakatnya.

Advertisement

Kembul Bujono berarti jamuan makan bersama dengan santapan kenduri. Acara ni biasanya digelar dalam tradisi Mondosiyo. Asal-usulnya kental dengan spiritualitas yang menggabungkan budaya Jawa dengan alam dan alam metafisik.

Mondosiyo adalah upacara adat yang digelar setiap Selasa Kliwon Wuku Mandasiya. Tahun ini tradisi Mondosiyo digelar pada Selasa (22/8/2023) lalu. Mondosiyo tak sekadar ritual, namun juga perayaan penghormatan mendalam kepada leluhur sekaligus pemersatu semua warga dalam harmoni yang indah.

Mengutip info dari kanal Youtube Catatan Budaya, Kamis (14/9/2023), ritual Mondosiyo dimulai dengan warga berkumpul membawa uba rampe lengkap dengan tumpeng di sekitar Candi Cetho. Ini menggambarkan kekayaan dan kesuburan. Tradisi ini tidak mengenal agama. Warga dari berbagai penganut kepercayaan, mulai dari Hindu, Islam, dan Kristen ikut terlibat dalam kegiatan rutin tahunan ini melestarikan warisan nenek moyang.

Advertisement

Upacara dipimpin oleh tokoh spiritual yang memanjatkan doa di salah satu punden Candi Cetho memohon berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh warga dan arwah nenek moyang yang telah berpulang.

Sebanyak 152 keluarga turut serta dalam perayaan tahun ini. Setiap keluarga membawa tumpeng berisi hidangan beragam, dengan ayam panggang sebagai hidangan pokok. Setelah doa selesai, tumpeng dibagikan pada warga yang hadir sebagai simbol berbagi dan silaturahmi.

Sejarah yang melekat pada upacara ini menambah makna. Dipercaya bahwa setiap Selasa Kliwon Wuku Mandasiya adalah hari kelahiran Ki Ageng Krincing Wesi, leluhur terhormat warga Dusun Ceto. Tradisi ini menjadi bentuk penghormatan kepada beliau, sebagai sumber inspirasi dan identitas masyarakat setempat.

Advertisement

Kembul bujono dalam tradisi Mondosiyo di Dusun Ceto berakar pada spiritualitas dan keterkaitan mendalam antara masyarakat dengan leluhur. Kembul Bujono juga menjadi nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut masyarakat Karanganyar.

Di balik ritual yang megah dan hidangan yang lezat, terdapat pesan di mana ketika kita bersatu untuk menghormati leluhur dan melestarikan warisan, perbedaan tidak lagi jadi penghalang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif