Soloraya
Selasa, 8 November 2022 - 07:15 WIB

Membanggakan! Dinding Kayu BUMDes Jatisari Wonogiri Tembus ke Eropa & Amerika

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur BUMDes Kusuma Jati, Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Nanang, tengah menunjukkan produk panel wood dan nampan yang diproduksi BUMDes setempat, Minggu (30/10/2022). Produk BUMDes Jatisari telah dipasarkan di Eropa dan Amerika. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Panel wood atau dinding kayu yang diproduksi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kusuma Jati, Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri telah menembus pasar Internasional sejak kali pertama produksi pada 2018 silam. Melalui unit usaha tersebut, BUMDes Kusuma Jati mampu meraih omzet hingga Rp150 juta rupiah/bulan.

Direktur BUMDes Kusuma Jati, Desa Jatisari, Nanang, mengatakan BUMDes mulai membentuk unit usaha produksi panel kayu sejak 2018. Kala itu, modal produksi senilai Rp50 juta.

Advertisement

Sementara omzet yang didapat pernah mencapai Rp150 juta/bulan sebelum pandemi Covid-19. Sejak pandemi Covid-19 omzet usaha tersebut turun hingga Rp50 juta/bulan.

BUMDes Kusuma Jati biasa melayani pesanan partai besar dari luar negeri. Setiap hari, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, BUMDes memproduksi dinding kayu sebanyak 25 meter persegi. Satu meter persegi dihargai senilai Rp110.000-Rp140.000, tergantung dengan ukuran kayu dan lama pengerjaan.

Advertisement

BUMDes Kusuma Jati biasa melayani pesanan partai besar dari luar negeri. Setiap hari, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, BUMDes memproduksi dinding kayu sebanyak 25 meter persegi. Satu meter persegi dihargai senilai Rp110.000-Rp140.000, tergantung dengan ukuran kayu dan lama pengerjaan.

Ada tiga jenis dinding kayu yang diproduksi BUMDes Kusuma Jati. Masing-masing, dinding kayu dengan kayu pada panel berbentuk persegi panjang; kayu pada panel berbentuk persegi empat; kayu pada panel ada beberapa bentuk, persegi panjang besar dan kecil.

Baca Juga: Sejahteranya Ketua RT di Sumberejo Wonogiri, Bisa Pinjam Uang dengan Agunan SK

Advertisement

Saat ini, ada 10 karyawan yang memproduksi dinding kayu. Sebelumnya, jumlah karyawan ada 20-an orang.

Kini selain dinding kayu, BUMDes juga memproduksi talenan dan nampan atau baki. Masing-masing diproduksi sebanyak 1.000 buah.

Harga talenan atau nampan mulai Rp15.000-Rp50.000/buah bergantung dengan ukuran.

Advertisement

Baca Juga: Berkat 4 Sumur Dalam, Petani di Jaten Wonogiri Tak Lagi Waswas Kesulitan Air

“Lantaran pasar dinding kayu sedang turun, kami mencoba memperluas pasar dengan memproduksi talenan dan nampan. Kalau nampan dan talenan, sebagian dijual di pasar domestik. Biasanya ada reseller lokal pasar yang minta ke kami. Kami belum mampu jual sendiri karena keterbatasan tenaga,” ujar dia.

Bahan dasar dinding kayu terbuat dari kayu jati bekas atau yang sudah berumur tua. Biasanya, BUMDes membeli kayu-kayu jati recycle di Ngawi atau Blora.

Advertisement

Selain tahan lama, kayu jati tua digunakan sebagai bahan dasar lantaran orang eropa senang dengan warna jati yang natural dan tampak tua.

“Dari usaha ini, per tahun BUMDes Kusuma Jati bisa memberikan Pendapatan Asli Desa (PADes) senilai Rp4 juta lebih. Memang desa tidak meminta banyak karena lebih diutamakan untuk pengembangan BUMDes,” imbuh Nanang.

Baca Juga: 8 Tujuan Pengelolaan Dana Bergulir Masyarakat oleh BUMDes Bersama di Wonogiri

Kepala Desa (Kades) Jatisari, Teguh Subroto, mengakui ada penurunan produksi panel wood sejak pandemi Covid-19. Kendati begitu, BUMDes berupaya tetap produksi dan berinovasi membuat talenan dan nampan yang juga terbuat dari kayu.

“Tidak bisa dimungkiri, memang banyak BUMDes yang terkendala dengan SDM [sumber daya manusia] yang menjadi pengelolanya. Tapi kami berusaha semaksimal mungkin merampingkan pengurus atau pengelolanya. Hal itu agar pengeluaran operasional tidak banyak. Di sisi lain, lebih efektif,” kata Teguh.

Saat ini, BUMDes Kusuma Jati Jatisari hanya memiliki empat pengurus, yaitu direktur, sekretaris, bendahara, dan pengawas. Dengan begitu, struktur organisasi tidak gemuk dan mudah untuk dikoordinasikan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif