SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Siswi TK Teladan, Sukoharjo dikepang rambutnya oleh orangtuanya saat memeringati Hari Kartini di trotoar Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo, Jumat (19/4/2013). (Trianto Hery Suryono/JIBI/SOLOPOS)

Wiwit aku isih bayi
Wong tuwo sing ngopeni
Nganti tumeka sak iki
Tansah turut ngajeni
Mangkat sekolah di sangoni
Sandang pangan wis mesti
Mula aku wajib bekti
Bangun turut ngajeni

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Lagu dolanan berjudul Wiwit Aku Isih Bayi itu sangat tren tahun 80-an. Lirik lagu itu memiliki makna kewajiban orangtua dan kewajiban anak.

Kearifan lokal itu kini dinilai sudah pudar.  Puluhan pelajar dari TK Teladan, Sukoharjo dan SDN 2 Joho, Sukoharjo duduk mencoba membangkitkan kembali kearifan itu, Jumat (19/4/2013).

Dua buah karpet warna hijau dibentangkan di trotoar Alun-alun Satya Negara, Sukoharjo. Karpet itu menjadi tempat lesehan siswa-siswi TK Teladan dan orangtuanya. Di sampingnya dengan seragam pramuka, puluhan siswi SDN 2 Joho, pun duduk lesehan. Mereka duduk berjajar dan membentuk sebuah barisan.

Seorang siswi membawa foto RA Kartini dan temannya mengepang rambutnya. Di depan barisan siswi TK, tiga siswa membentangkan spanduk bertuliskan Ngepang Rambut, Nguri-uri Tradisi Jawi. Di sampingnya terdapat foto RA Kartini, pahlawan perempuan Indonesia. Dari mulut mereka terdengar nyanyian lagu perjuangan dan lagu dolanan anak berbahasa Jawa.

Kepala TK Teladan, Sukoharjo, Sri Wijiati menyatakan, kegiatan mengepang rambut melibatkan orangtua dan sesama rekan sekolah bertujuan membangun kerukunan dan kebersamaan.

“Kami ingin menanamkan pada anak bahwa mengepang rambut memiliki makna dalam. Selama mengepang, ada interaksi dua arah antara anak dengan orangtua. Orangtua bisa menyelipkan nasehat atau petuah agar anaknya tidak nakal, mau belajar, menghargai teman dan sebagainya,” ujarnya.

Yulia, warga Sukoharjo dan orangtua dari Riza, siswi TK Teladan mengaku menyempatkan waktu untuk mengepang rambut anaknya. Dijelaskannya, nasehat yang disampaikan pada anak tidak hanya satu.

“Selama mengepang rambut bisa diselipkan nasehat tak berantem dengan teman atau jika ingin dolan tidak perlu jauh-jauh.”

Sedangkan Nada, siswi SD Kristen yang datang ke alun-alun mengatakan, tiap hari orangtuanya mengepang dan menasehatinya. Guru SDN 2 Joho, Susilo Aprilyanto menyatakan, mengepang rambut merupakan salah satu upaya membangun karaktek pelajar.

“Cara lain yang dilakukan di sekolah adalah menyanyikan lagu-lagu dolanan berbahasa Jawa dan lagu perjuangan sebelum pulang sekolah.”

Lirik lagu dolanan memiliki makna mendalam berbeda dengan lirik lagu saat ini yang mengedepankan rasa emosional. Kearifan lokal butuh ditumbuhkan melalui peringata Hari Kartini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya