SOLOPOS.COM - Ilustrasi (gannas.or.id)

Ilustrasi (gannas.or.id)

Solo (Solopos.com)–Kondisi kesehatan mental anak dan remaja di Indonesia dinilai sudah sampai pada taraf memprihatinkan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu tampak pada makin banyaknya perilaku negatif seperti tawuran, penyalahgunaan Narkoba, seks bebas, bunuh diri, radikalisme agama, dan sejenisnya.

Karena itulah semua pihak diharapkan meningkatkan kesadarannya untuk berjuang bersama membangun kualitas dan kesehatan mental anak bangsa.

Hal tersebut menjadi bahasan utama dalam seminar nasional bertajuk Bersama Berbudaya untuk Membangun Mental Anak Bangsa yang digelar Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di Pendapi Gedhe Kompleks Balaikota Solo, Sabtu (12/11).

Sejumlah pembicara dihadirkan dalam seminar yang diikuti puluhan peserta itu. Di antaranya guru besar psikologi sosial Prof Sarlito Wirawan, psikolog dan pemerhati anak, Tika Bisono, dan pengajar di FISIP UNS Solo, Prof Andrik Purwasito. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Linda Amalia Sari Gumelar, yang sedianya menjadi keynote speaker, diwakili oleh Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Wahyu Hartomo.

“Data tahun 2007, 11,6% atau sekitar 19 juta anak dan remaja Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental dan sosial. Hal itu membuat mereka mudah terseret arus kegiatan yang menyimpang dan mudah terlibat dalam kegiatan negatif. Saya berharap mulai dari tingkat keluarga, pemerintah, pendidik, dan kalangan usaha semua bergerak melakukan upaya meningkatkan kesehatan mental anak,” ujar Wahyu saat membacakan materi keynote speech.

(shs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya