Soloraya
Jumat, 29 September 2023 - 17:35 WIB

Menag: Jangan Gunakan Agama untuk Merebut Kekuasaan

R Bony Eko Wicaksono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. (Antara)

Solopos.com, SOLO–Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menjelaskan urusan agama jangan digunakan untuk kepentingan politik menjelang Pemilu 2024. Yaqut berpesan agar masyarakat memilih calon pemimpin yang memiliki rekam jejak dan track record mumpuni.

Hal ini disampaikan saat memberikan sambutan dalam kegiatan Wahana Negara Raharja yang diselenggarakan Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Hotel Alila Solo, Jumat (29/9/2023).

Advertisement

Menurut Yaqut, pemilu merupakan mekanisme untuk menentukan calon pemimpin bangsa. “Jangan gunakan agama untuk kepentingan politik. Jangan gunakan agama untuk merebut kekuasaan. Saya titip ini, berulangkali saya sampaikan, terlebih sekarang menjelang tahun politik,” kata dia, Jumat.

Menurut Yaqut, politik identitas kencang berembus saat pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI dan Pemilu 2019. Kala itu, agama dijual untuk kepentingan politik atau merebut kekuasaaan.

Hal ini menjadi sejarah politik yang bakal diingat oleh bangsa Indonesia. “Ini sejarah tidak baik bagi bangsa Indonesia. Jangan ada lagi lagi, yang beda dikafir-kafirkan. Agama jangan dicampuradukkan dengan kepentingan politik,” papar dia.

Advertisement

Ditanya soal calon pemimpin bangsa, Yaqut menyampaikan masyarakat harus mempertimbangkan rekam jejak setiap kandidat.

Rekam jejak itu menjadi pertimbangan utama dalam memilih calon nahkoda yang akan memimpin kapal untuk mengarungi lautan lepas.

Saat ini, lanjut dia, masyarakat sudah pintar dalam memilih calon pemimpin bangsa. “Dalam memilih peminpin, dilihat rekam jejaknya. Jangan hanya kareno pintar ngomong, mukanya manis atau ganteng. Harus dilihat rekam jejaknya ditambah wajahnya ganteng,” ujar dia.

Advertisement

Dia mengajak umat Buddha menjadi agen dalam menjaga pemilu agar berjalan jujur, damai dan bermartabat. Pemilu merupakan mekanisme dalam menentukan calon pemimpin bangsa.

Yaqut berharap masyarakat juga mengawal tahapan kontestasi politik lima tahunan pada 2024. “Saya ajak agar umat Buddha juga menjadi agen penjaga pemilu,” urai dia.

Dalam kesempatan tersebut, Yaqut bersama pengurus MNSBDI dan pemuka agama melakukan doa kerukunan untuk bangsa serta meluncurkan program nasional taman belajar ramah anak di vihara. Acara berlangsung meriah yang dihadiri lebih dari 1.500 umat Buddha yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif