SOLOPOS.COM - Pemandangan koridor Jl Gatot Subroto dari arah Singosaren menjelang malam, Sabtu (31/12/2022). (Solopos/Suharsih)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Impian selama belasan tahun untuk mewujudkan kawasan koridor Jl Gatot Subroto atau Gatsu-Ngarsopuro sebagai ikon wisata dan ruang publik bagi warga di tengah Kota Solo akhirnya terwujud.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pengunjung atau warga Solo yang bekerja di luar kota dan sudah lama tidak pulang kampung mungkin akan terkejut melihat perubahan wajah koridor Gatsu dan Ngarsopuro awal tahun 2023 ini.

Dari arah barat Jl Slamet Riyadi, pemandangan dua gapura berhadapan tanpa mencolok di antaranya bangunan pertokoan di perempatan Pasar Pon. Satu gapura berwarna biru di sebelah selatan atau ujung Jl Gatot Subroto dan satu gapura berwarna hijau di utara atau ujung Jl Diponegoro.

Konon, gapura biru mewakili Keraton Solo dan gapura hijau mewakili Pura Mangkunegaran, dua ikon sejarah dan budaya Kota Solo. Lalu saat masuk ke koridor Gatsu maupun Ngarsopuro (Jl Diponegoro), pemandangan di sisi kiri dan kanan jalan pun sudah sangat berbeda.

Banyak hiasan dan ornamen baru yang ditambahkan. Begitu pula mural-mural penuh makna karya puluhan seniman yang dikoordinasi oleh komunitas Solo Is Solo.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pernah membocorkan konsep wisata yang akan dikembangkan di koridor Gatsu-Ngarsopuro. Di antaranya, Gibran ingin menghidupkan wisata malam di dua koridor tersebut.

koridor gatsu-ngarsopuro solo wisata
Suasana jalur pendestrian di Jl Gatot Subroto atau koridor Gatsu Solo, Jumat (16/12/2022). (Solopos/Putut Hartanto)

Jalur tersebut akan ditutup dari kendaraan dan pengunjung wajib mesti berjalan kaki menyusuri koridor tersebut. Pemkot akan melibatkan kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk meramaikan kawasan tersebut.

Hingga awal Januari ini belum ada informasi pasti kalangan UMKM yang akan diajak meramaikan koridor tersebut. Sempat muncul wacana dari Gibran untuk menempatkan para pedagang hik di koridor Gatsu-Ngarsopuro yang buka setelah pukul 21.00 WIB sampai pagi.

Digagas Jokowi

Hal itu karena Gibran mengaku mendapatkan banyak masukan mengenai kurangnya destinasi wisata malam di Solo. Namun, belakangan muncul wacana untuk menjadikan koridor Gatsu-Ngarsopuro sebagai pusat kuliner tanpa limbah.

Artinya, para pedagang yang berjualan di koridor tersebut tidak melakukan aktivitas memasak, mencuci alat makan, dan lainnya yang berpotensi menghasilkan limbah.

Berdasarkan catatan Solopos.com, make over atau perubahan wajah kawasan Koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo dikerjakan mulai pertengahan sampai akhir 2022. PT Wita Surya Sarana dari Manyaran, Semarang, mengerjakan proyek itu setelah menang lelang.

Pagu anggarannya Rp39 miliar, namun PT Wita Surya Sarana memenangi lelang dengan harga penawaran Rp30.322.742.650. Sumber dana proyek tersebut tersebut dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Pemkot sejak awal tidak membeberkan keseluruhan konsep secara utuh mengenai proyek penataan koridor Gatsu dan Ngarsopuro kepada publik. Gibran hanya beberapa kali memberikan bocoran gambar desainnya.

Setelah penataan selesai, hasilnya benar-benar menjadi kejutan bagi warga, mulai dari kemegahan dua gapura hingga kanopi di sepanjang jalur pedestrian Jl Gatot Subroto. Bahkan konsep pedestrian berkanopi itu disebut mirip dengan kawasan pusat perbelanjaan Kawaramachi Street di Kyoto, Jepang.

koridor gatsu-ngarsopuro solo wisata
Aktivitas pekerja di proyek revitalisasi koridor Ngarsopuro, Solo, Senin (28/11/2022). (Solopos/Putut Hartanto)

Dari penelusuran Solopos.com, penataan jalur pedestrian koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo sebenarnya bukanlah wacana baru. Rencana penataan kawasan tersebut kali pertama digagas Jokowi Widodo (Jokowi) saat menjabat sebagai Wal Kota Solo (2005-2010 dan 2010-2012).

Penataan Koridor Gatsu Era Rudy

Saat itu, Jokowi menggagas koridor Gatsu sebagai kawasan walking street ala Malioboro di Jogja. Tujuannya untuk mendongrak potensi wisata dana mengembangkan UMKM di pusat Kota Solo.

Pemkot Solo di bawah kepemimpinan Jokowi saat itu juga menggagas penataan kawasan Jl Diponegoro, Ngarsopuro, hingga Jl Ronggowarsito sekitar Pura Mangkunegaran yang saat itu dipenuhi deretan toko barang-barang elektronik, peralatan olahraga, dan lainnya.

Bahkan rencana ini lebih dulu diwujudkan ketimbang koridor Gatsu. Pemkot lebih dulu menata deretan toko di kawasan itu dengan memindahkannya ke pasar yang dibangun di sebelah timur Gedung Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) menghadap Jl Ronggowarsito.

Pemkot Solo juga merevitalisasi pasar barang antik Triwindu dan menata koridor Diponegoro supaya bisa menjadi ruang publik. Tak hanya itu, Pemkot menghidupkan koridor itu dengan Night Market Ngarsopuro setiap Sabtu malam.

Sedangkan koridor Gatsu nyaris tak tersentuh dan baru sekitar lima tahun lalu atau 2017 di era Wali Kota FX Hadi Rudyatmo dilakukan penataan. Namun saat itu fokusnya baru pada pelebaran dan pengerukan saluran drainase dan memindahkan utilitas kabel listrik dan telepon semuanya ke bawah tanah.

Penataan itu membuat kawasan Gatsu lebih bersih dan bebas dari kabel-kabel bergelantungan. Selain itu, penataan juga dilakukan pada kondisi fisik yakni perbaikan jalan, pembuatan jalur pedestrian, dan penataan parkir.

Upaya pengembangan ruang publik dengan konsep seperti Malioboro di Yogyakarta mencuat kembali pada akhir 2018. Namun lokasinya bukan di koridor Gatsu-Ngarsopuro, melainkan di citywalk sepanjang sisi selatan Jl Slamet Riyadi, Solo.

Malioboro di Citywalk

Pemkot Solo ingin menghidupkan kawasan citywalk dengan konsep ala Malioboro pada malam hari dengan mendatangkan pedagang kuliner, suvenir, dan lain-lain. Harapannya kawasan citywalk yang memang dibangun untuk ruang publik bisa memberi dampak positif dari sisi ekonomi.



koridor gatsu-ngarsopuro solo wisata
Suasana jalur pendestrian di Jl Gatot Subroto atau koridor Gatsu Solo, Jumat (16/12/2022). (Solopos/Putut Hartanto)

Namun, rencana tersebut memunculkan pro dan kontra dan akhirnya juga tidak terwujud. Baru pada 2021 saat Solo dipimpin Wali Kota Gibran Rakabuming Raka yang tak lain putra sulung Presiden Jokowi, wacana mengubah koridor Gatsu-Ngarsopuro jadi Malioboronya Solo kembali mencuat.

Gagasan tersebut awalnya diunggah Gibran lewat akun Instagram @gibran_rakabuming. Tak sekadar keinginan, Gibran bahkan sudah memiliki gambaran apa saja yang perlu diubah dan diperbaiki untuk mewujudkan Malioboro Solo itu.

Ia menyebut ada trotoar yang perlu perbaikan, lampu jalan yang dibiarkan mati, PKL yang kurang tertata. Selain itu, ruang terbuka hijau juga masih minim dan patung-patung di Pasar Triwindu banyak yang rusak beberapa tahun ini.

Gibran juga menyebut salah satu daya tarik jika Ngarsopuro dan koridor Jl Gatsu yakni adanya galeri seni milik Sardono Kusumo. Galeri ini menampilkan perjalanan 200 tahun para pujangga dari Solo. “Tentu area ini akan menjadi penyempurna perjalanan wisatawan Kawasan Ngarsopuro,” lanjut pengelola akun @gibran_rakabuming.

Tak lama setelah unggahan di akun Instagram Gibran tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono datang untuk meninjau lokasi dan pertengah 2022 penataan koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo mulai dikerjakan.

Dari walking street ala Malioboro hingga disamakan dengan pusat perbelanjaan Kawaramachi Street di Kyoto, Jepang, patut ditunggu konsep pengembangan kawasan koridor Gatsu-Ngarsopuro yang akan dilakukan Pemkot Solo dan Gibran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya