SOLOPOS.COM - Kontainer pengangkut produk ITPT milik PT Sritex melintas usai kegiatan lepas ekspor oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan di kantor pusat PT Sritex di Sukoharjo, Kamis (15/9/2022). PT Sritex menjadi salah satu perusahaan penyumpang ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) terbanyak. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim dalam hal industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), Indonesia berada di urutan ke-16 sebagai negara eksportir TPT terbesar di dunia. Sementara, dengan pangsa pasarnya sebesar 1,44% pada 2021.

Hal itu disampaikan Mendag saat melepas 50 kontainer produk ekspor Industri Tekstil Produk Tekstil (ITPT) milik PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Kantor Pusat PT Sritex yakni Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (15/9/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada 2022, ekspor produk TPT Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2021, nilai ekspor TPT Indonesia tercatat sebesar US$ 12,9 miliar, naik 25,52 persen dibandingkan 2020 yang tercatat hanya sebesar US$ 10,5 miliar.

Mendag Zulkifli Hasan melanjutkan, beberapa negara tujuan ekspor tekstil Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Lima negara dengan kenaikan signifikan yakni Honduras yang naik 140 persen, Swedia (58,8 persen), Meksiko (49,1 persen), Bangladesh (naik 46,6 persen), dan Kanada (44,3 persen).

“Hal ini menunjukkan kinerja ekspor TPT Indonesia ke dunia terus mengalami peningkatan nilai dan mampu memanfaatkan peluang pasar dunia, khususnya negara tujuan ekspor nontradisional,” kata Mendag Zulkifli Hasan, Kamis.

Baca juga: Harga Pangan Cenderung Stabil, Daging Ayam Masih Mahal

Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, pemerintah akan terus mendukung pertumbuhan industri TPT secara holistik.

Dukungan dimulai dri sektor hulu yaitu dengan mengevaluasi kebijakan perdagangan luar negeri yang lebih kondusif, di antaraya dengan membuka akses pasar ekspor baru melalui perluasan perjanjian dagang PTA, Free Trade Agreement/FTA dan juga Comprehensive Economic Partnership Agreement  (CEPA).

Mendag mengatakan, salah satu penyumbang ekspor yakni PT Sritex Sukoharjo.

Pada Kamis lalu sebanyak 50 kontainer itu diberangkatkan menuju 20 negara tujuan ekspor yang tersebar di empat benua melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Mendag menilai pelepasan 50 kontainer merupakan jumlah yang cukup banyak, bahkan disebutnya paling banyak. Saking banyaknya, Mendag menilai bisa masuk musem rekor Indonesia (Muri).

Baca juga: Mendag Zulhas Kaget, Minyakita di Pasar Gede Solo Dijual Melebihi HET

“Sejumlah 50 kontainer ini baru pertama saya. Biasanya dua, tiga, tujuh [kontainer saja]. Kalau [jumlah] 50 ini, [seharusnya] sudah masuk [museum rekor Indonesia] MURI ini,” jelasnya saat ditemui dalam kegiatan.

Dia mengatakan Sritex merupakan perusahaan yang cukup strategis dengan tiga kriteria. Pertama, padat karya karena banyaknya pekerja di PT Sritex yakni sekitar 50.000 orang.

Kedua, Sritex memiliki orientasi ekspor untuk menghasilkan devisa negara. Kriteria ketiga yakni membantu kebutuhan dalam negeri.

“Kalau kebutuhan dalam negeri dicukupi dari Pabrik Sritex maka kami tidak perlu mengimpor lagi kan? Jadi ini perusahaan yang memiliki kriteria strategis. Oleh karena itu kita mesti dukung mulai dari walikota, bupati, birokrasi pusat,” jelasnya.

Dari 20 negara itu empat negara dengan jumlah nilai ekspor terbesar adalah Swedia sebesar US$ 611 ribu, Mesir US$ 475 ribu, Bangladesh US$ 351 ribu, dan Jepang US$ 268 ribu.

Baca juga: Istri Pemilik Sritex Tutup Usia, Toko Karangan Bunga di Solo Banjir Pesanan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya