SOLOPOS.COM - Gunung Lawu Jateng. (Istimewa/Instagram @dickydkng)

Solopos.com, KARANGANYAR–Desakan pembangunan tandon sebagai tempat penampungan air di kawasan Gunung Lawu kembali mencuat. Tandon air ini diperlukan untuk pemadaman saat terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar Timotius Suryadi menyampaikan kasus karhutla yang terjadi hampir setiap tahun di kawasan Gunung Lawu menjadi perhatian bersama pemangku wilayah di tiga daerah, meliputi Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, serta Kabupaten Magetan dan Ngawi, Jawa Timur.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurutnya karhutla terjadi saat musim kemarau. Seperti kemarau panjang Oktober kemarin, kebakaran hebat melanda kawasan Gunung Lawu. Setidaknya 1.665 hektare (ha) lahan terbakar di tiga wilayah tersebut. Proses pemadaman cukup sulit karena medan curam dan berat berada di kawasan puncak Gunung Lawu.

“Memang dibutuhkan tandon untuk bisa menampung air agar bisa digunakan saat kebakaran,” kata dia, Kamis (21/12/2023). Meskipun, dia mengatakan pembangunan tandon air tersebut membutuhkan kajian matang.

Termasuk, lanjut dia, kajian bagaimana model pembangunan tandon yang bisa menampung lebih banyak air di lokasi Puncak Gunung Lawu. Menurutnya tidak mudah untuk merealisasikan pembangunan tandon sebagai tempat penampungan air.

“Butuh effort yang besar untuk membangun tandon ini. Tapi ini menjadi penting untuk mengatasi karhutla di sana,” kata Timotius.

Dikatakan olehnya, wacana pembangunan tandon air di Gunung Lawu telah mencuat sejak beberapa tahun lalu. Bahkan saat terjadi bencana kebakaran di Gunung Lawu pada Oktober 2015 lalu.

Selain menyebabkan tujuh orang meninggal dan satu korban luka, kebakaran pada 2015 tersebut juga menyebabkan kerugian besar bagi Perhutani sebagai pemangku hutan. Kemudian, saat kebakaran hutan kembali melanda hutan Lawu Oktober kemarin tidak menimbulkan korban jiwa, namun mengkibatkan ribuan batang pohon mati hangus terbakar.

“Kebakaran itu menghilangkan humus tanah. Jadi ranting dan daun pohon yang seharusnya bisa menjadi humus, terbakar dan hanya menyisakan tanah. Jelas itu mengurangi kesuburan tanah,” katanya.

Timotius mengatakan desakan pembangunan tandon disampaikan kembali oleh pemerintah di wilayah langsung kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak saat Gerakan Pembersihan dan Penghijauan Gunung Lawu yang digelar di Pos Pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur, pada Rabu (20/12/2023).

Pemerintah di tiga wilayah tersebut berharap pembangunan tandon air Gunung Lawu bisa direalisasikan. Selama ini pemadaman api dilakukan manual dengan metode penyekatan. Namun pemadaman saat kebakaran Oktober kemarin dilakukan dengan metode water bombing atau gempuran bom air menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sementara itu, KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan rencana pembangunan tandon air di Gunung Lawu akan menjadi bahan evaluasi untuk segera diputuskan.

KSAD mengungkapkan permasalahan lingkungan hidup sudah menjadi perhatian dunia, dan Indonesia mempunyai risiko kerusakan yang tinggi. Oleh karena itu kegiatan gerakan pembersihan dan penanaman pohon perlu dilanjutkan sebagai upaya bersama dalam menghijaukan kembali alam Indonesia.

Selain itu, KSAD juga menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan kegiatan dengan skala terbesar yang dilakukan secara swadaya dalam penghijauan lahan di Indonesia. “Semoga ke depannya akan terus berlanjut dengan skala yang lebih besar,” katanya.

Di sisi lain, KSAD juga menuturkan kegiatan ini bukan merupakan tanggung jawab TNI saja, akan tetapi juga tanggung jawab Kepolisian dan semua instansi beserta semua lapisan masyarakat. Sebenarnya, lanjut dia, TNI dan Polri mempunyai kemampuan potensi untuk ikut membantu di bidang pertanian dan lingkungan.

Adapun dalam rangka melaksanakan pembersihan dan penghijauan di wilayah terdampak karhutla di Gunung Lawu, KSAD mengatakan ada 2.010 personel gabungan TNI-Polri, relawan, dan masyarakat yang terlibat.

Mereka membersihkan sampah di Kecamatan Gondosuli sekitar 50 ton, penanaman sebanyak 23.600 bibit pohon dengan berbagai jenis campuran seperti damar, cemara, trembesi dan eucalyptus. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Haryanto, yang dimulai sejak Kamis (14/12/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya