SOLOPOS.COM - Asal-usul Lebaran Sapi di Dusun Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali yang digelar Sabtu (29/3/2023) pagi bermula pada tahun 1950-an. (Solopos/Nimatul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Masyarakat di Dusun Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali menggelar Lebaran Sapi, Sabtu (29/3/2023) pagi. Momen tersebut digelar pada H+7 Lebaran atau hari ke delapan bulan Syawal, yang berbarengan denganr Lebaran Ketupat.

Ketua RW 04 Mlambong, Jaman, mengungkapkan sulalah atau asal-usul Lebaran Sapi di desanya bermula pada sekitar tahun 1950-an.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Waktu itu pada 1951, pemuka agama bernama Kiai Anwar Siraj datang ke sini untuk menyebarkan agama Islam. Setiap hari ke delapan bulan Syawal, beliau selalu mengeluarkan sapi untuk digembala,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela acara Lebaran Sapi.

Kala itu, masyarakat lantas penasaran dan bertanya kepada Kiai Anwar Siraj mengenai maksud dan tujuannya mengeluarkan sapi-sapinya untuk digembala.

Jaman lantas menyebut Kiai Anwar Siraj menjawab alasannya adalah wujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki berupa hewan ternak. Selain itu, hal tersebut juga mencontoh Nabi Sulaiman.

“Dengan wujud syukur itu, Allah akan memberikan tambahan kenikmatan serta rezeki yang halal dan berkah,” ujarnya.

Seiring waktu berjalan, masyarakat mengikuti kebiasaan Kiai Anwar Siraj. Setelahnya, kegiatan itu  terorganisir sekitar 2006 – 2007.

Tradisi Lebaran Sapi merupakan kegiatan semua sapi yang dipelihara oleh masyarakat akan dikeluarkan dan diarak untuk dipertemukan dengan sapi-sapi lainnya.

“Tradisi ini sudah ada sejak dulu. Namun, mulai dikoordinir resmi kurang lebih pada tahun 2006 – 2007. Kegiatan diikuti kurang lebih 500an ekor sapi, tahun ini lebih besar dibanding tahun kemarin,” terangnya.

Berbeda tahun sebelumnya pada 2022 yang hanya diikuti satu arak-arakan dari arah barat. Lebaran Sapi kali ini diikuti dua arak-arakan sapi yang disebar dari arah barat dan timur.

“Dibuat dua arak-arakan karena jumlahnya yang dua kali lebih banyak dibanding tahun kemarin. Selain itu, ada tujuannya ketika sapi-sapi tersebut bertemu maka mereka akan berteman dan cepat berkembang biak,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto, mengungkapkan kehidupan masyarakat Dusun Mlambong tidak bisa dipisahkan dengan sapi.

Ia menyebut masyarakat Dusun Mlambong telah menjadikan sapi sebagai salah satu sumber penghidupan. “Masyarakat sudah menyatu dengan hewan piaraannya, jika sapi bahagia, masyarakat bahagia. Sehatnya sapi itu sehatnya masyarakat. Sehingga ukurannya masyarakat menganggap sapi seperti dirinya sendiri,” ujar dia.

Ia mengungkapkan arak-arakan atau kirab sapi bermaksud agar sapi itu keluar dari rumah dan lebih bahagia.

Harapannya, lanjut Darmanto, totalitas masyarakat terhadap sapi peliharaannya itu sesuai dengan prinsip kesejahteraan hewan.

Ia juga berharap kegiatan yang dianggap positif tersebut dapat terus dilanggengkan, dilestarikan, dan lebih dimajukan lagi. 

Sehingga nantinya Lebaran Sapi atau Bakdo Sapi menjadi kekayaan adat istiadat yang berefek domino untuk ajang silaturahmi dan saling bertukar ilmu antarpemilik ketika melihat sapi-sapi lain terlihat lebih baik.

“Diharapkan atas kegiatan ini mereka lebih bisa memelihara sapi dengan sebaik-baiknya, memberikan hasil terbaik apakah dari susunya, dagingnya, atau anaknya yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.

Saat disinggung akankah Lebaran Sapi bisa menjadi warisan budaya tak benda, Darmanto mengaku masih dibutuhkan kajian yang lebih dalam karena harus melalui penilaian parameter tertentu. 

Namun, tercatat atau tidak sebagai warisan budaya tak benda, Darmanto mengungkapkan masyarakat tetap antusias menjalankan tradisi Lebaran Sapi.

“Ini budaya yang baik, sesuai dengan tugas pokok fungsinya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan punya tupoksi untuk membina dan melestarikan budaya. Adat istiadat juga termasuk budaya,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya