Soloraya
Selasa, 11 Juli 2023 - 12:33 WIB

Menelisik Lebih Dalam Awal Mula Waduk Delingan Karanganyar

Kaled Hasby Ashshidiqy  /  Birgita Armasda  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangsal Balekambang di Waduk Tirtomarto, Delingan, Karanganyar masih utuh meskipun telah mengalami renovasi. Pada tahun 1922 (kiri), tempat tersebut digunakan sebagai objek wisata oleh segenap kerabat Mangkunegaran. Bangunan tersebut sekarang masih utuh dan sebagai tempat tujuan wisata masyarakat umum sambil menikmati panorama Gunung Lawu. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR – Waduk Delingan menjadi salah satu destinasi wisata alternatif murah meriah di Kabupaten Karanganyar. Namun, tak banyak orang tahu bagaimana awal mula Waduk Delingan ini ada dan menjadi daya tarik lain bagi Kabupaten Karanganyar.

Berbicara soal awal mula Waduk Delingan, maka kita akan berbicara soal sejarah. Waduk Delingan Karanganyar adalah sebuah waduk buatan yang berada di Kelurahan Delingan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jaraknya hanya 6,4 kilometer atau sekitar 12 menit perjalanan dari Alun-Alun Karanganyar. Lokasinya dekat dengan Wana Wisata Gunung Bromo Karanganyar.

Advertisement

Waduk ini dibuat selama tiga tahun dari 1920-1923 dan peletakan batu pertama dimulai pada 11 Oktober 1920. Informasi ini didasarkan pada berita tentang Waduk Tirtomarto yang dimuat koran berbahasa Belanda, De Indische courant, pada 31 Desember 1929. Bangunannya dirancang oleh pemerintah Belanda. Waduk ini awalnya dibuat sebagai wadah air untuk saluran irigasi pertanian di daerah sekitarnya.

Waduk yang sejatinya bernama Tirtomarto ini dibangun pada 1926. Mengacu data pada pusdataru.jatengprov.id yang dikutip Senin (4/4/2022), waduk yang memiliki luas 11.65 km persegi ini mampu menampung air sebanyak 4,2 juta meter kubik dengan elevasi 179,1 mdpl. Waduk yang berfungsi sebagai sumber irigasi bagi 2.410 hektare lahan ini sekarang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Advertisement

Waduk yang sejatinya bernama Tirtomarto ini dibangun pada 1926. Mengacu data pada pusdataru.jatengprov.id yang dikutip Senin (4/4/2022), waduk yang memiliki luas 11.65 km persegi ini mampu menampung air sebanyak 4,2 juta meter kubik dengan elevasi 179,1 mdpl. Waduk yang berfungsi sebagai sumber irigasi bagi 2.410 hektare lahan ini sekarang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Mengacu foto-foto lama yang diunggah disarpus.karanganyarkab.go.id, diketahui Waduk Delingan diresmikan oleh Mangkunagoro VII. Pada Maret 1999, Waduk Tirtomarto Delingan ini pernah direhabilitasi dalam Proyek Pembangunan dan Konservasi Sumber Air (PKSA) Bengawan Solo.

Sejumlah koran berbahasa Belanda mengulas peletakan batu pertama pada saat awal mula pembangunan Waduk Delingan Karanganyar tahun 1920. Salah satunya koran De locomotief memuat tulisan tentang Waduk Delingan pada 25 Mei 1928. Disebutkan keberadaan Waduk Delingan menjadi berkah bagi penduduk sekitar.

Advertisement

Harian Bataviaasch nieuwsblad pada 10 Desember 1920 mengulas proses peletakan batu pertama pembangunan Waduk Delingan yang masih yang dulu bernama Tirtomarto oleh sejumlah pejabat setempat kala itu. Koran berbahasa Belanda lainnya, De Indische courant pada 31 Desember 1929 juga menerbitkan tentang peletakan batu pertama Waduk Tirtomarto.

“Di Desa Delingan, pada Oktober 1920 kepala MN Pemerintahan Sendiri, Pangeran Adipati Ario Praboe Prangwedono VII saat itu, kemudian Mangkoenegoro den Vilden, peletakan batu pertama untuk waduk Tirtomarto,” tulis harian tersebut.

Di situ juga dijelaskan bahwa pembangunan Waduk Tirtomarto berada di bawah arahan arsitek Mangkunegaran, yakni FE Wolff dan pengawas pembangunan waduk dan pekerjaan-pekerjaan terkait oleh Krans. Waduk Tirtomarto rampung pada Desember 1923, tetapi penggunaan waduk sebagai irigasi pada September 1924. Waduk Delingan dipercaya membawa berkah bagi penduduk setempat, terutama terhadap peningkatan panen padi.

Advertisement

Selain memiliki mafaat sebagai sumber irigasi, Waduk Delingan juga menjadi pilihan alternatif wisata murah yang menyuguhkan keindahan matahari terbit. Air tenang dengan pantulan sinar matahari di atasnya, cocok dinikmati dengan duduk bersantai di tepi waduk sambil menikmati kopi dan mendoan.

Di sekitar Waduk Delingan ada banyak yang menjajakan dagangan, seperti warung soto dan aneka jajanan lain. Di sekitar Waduk juga tersedia toilet, area parkir, dan musala. Kalau cuaca cerah, Gunung Lawu bisa terlihat jelas, biasanya pagi dan sore hari, gunungnya terlihat.

Pada musim kemarau, tepian waduk menjadi surut kemudian ditanami palawija oleh warga. Banyak juga orang memancing disini karena memang pihak pengelola menebar ribuan ikan nila agar ekosistem tetap hidup.

Advertisement

Waduk Tirtomarto juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai mata pencaharian, seperti memancing ikan, mencari udang, berjualan disekitar waduk. Hal tersebut dapat mendongkrak perekonomian warga sekitar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif