Magdalena Naviriana Putri / Kaled Hasby Ashshidiqy | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Ilustrasi tempat karaoke. (Instagram/@executivekaraoke)
Solopos.com, SUKOHARJO — Kaum milineal menjadi ceruk pasar yang disasar pelaku bisnis hiburan malam di Kabupaten Sukoharjo. Namun milenial yang jadi konsumen bisnis hiburan malam di Sukaharjo kebanyakan orang luar, angkanya mencapai 70%.
Masih sedikit milenial lokal Sukoharjo yang jadi pelanggan bisnis hiburan malam di Kabupaten Jamu ini. Menggaet milenial lokal masih menjadi pekerjaan rumah (PR) berat.
Outlet Manager Executive Karaoke Solobaru, Sukohajo, I Gusti Bagus Wisnu Buana, mengatakan dari hasil pemetaannya pada 2023 prospek pasar dari kalangan milenial lebih besar dibandingkan baby boomers.
“Target pasar usia 40-50 tahunan sudah sedikit karena mereka sudah capai. Generasi milenial sekarang segmen pasarnya lebih besar. Maka kami mengembangkan pasar menggaet kaum milenial di range usia 25-35 tahun dengan beberapa program yang kami bikin,” jelas Bagus saat ditemui di lokasi karaokenya di kawasan Hartono Trade Center (HTC) Solobaru, Kamis (9/2/2023) malam.
“Target pasar usia 40-50 tahunan sudah sedikit karena mereka sudah capai. Generasi milenial sekarang segmen pasarnya lebih besar. Maka kami mengembangkan pasar menggaet kaum milenial di range usia 25-35 tahun dengan beberapa program yang kami bikin,” jelas Bagus saat ditemui di lokasi karaokenya di kawasan Hartono Trade Center (HTC) Solobaru, Kamis (9/2/2023) malam.
Meski target pasarnya adalah kaum milenial, aia tak menutup kemungkinan menggarap segmen keluarga dan segmen lain. Namun menggarap segmen keluarga juga tidaklah mudah mengingat persepsi masyarakat tentang hiburan malam kurang begitu baik. Terlebih lagi di tempat karaoke Bagus menyediakan minuman beralkohol.
“Bukan rahasia umum lagi kami menyuguhkan beverage alcohol mau siapa pun yang datang ke tempat karaoke ini sebenarnya tidak masalah. Bahkan beberapa bulan terakhir banyak yang datang dari segmen family karaoke khususnya di siang hari,” kata Bagus.
Bagus mengatakan di tempat karaokenya, harga menjadi strategi bisnis kedua setelah pelayanan. Dia bahkan menyebut harga karaoke di tempatnya bisa di pesan sesuai bujet. Tentunya dengan harga minimum tertentu.
Dia mengakui tak sedikit masyarakat cukup takut ketika mendengar nama brand-nya. Karena dengan nama Executive membuat calon pelanggan berpikir harga yang ditawarkan cukup melejit. Padahal harga yang ditawarkan dibarengi dengan beberapa promo.
Di antaranya dengan bujet Rp300.000 untuk promo tertentu pengunjung sudah bisa menikmati layanan di tempat karaoke tersebut.
Dia menyuguhkan beberapa layanan di antaranya 13 room atau ruang karaoke dengan kapasitas variatif. Di antaranya empat room small, empat room medium, dua room large, dua room suit dan satu penthouse.
“Kami dari tiga bersaudara Executive Blue di Pekalongan dan Cilacap. Kami saudara paling muda, baru lima tahun berdiri. Secara property interior dan sebagainya masih bisa bersaing sih. Waluapun kedua saudara lain sudah running well malah sudah renovasi juga,” terangnya.
Dengan konsep interior hitam dan emas, dia memastikan pelayanan yang dimilikinya memiliki standar yang sama dengan dua saudaranya di kota lain. Bahkan dia cukup percaya diri jika harus bersanding dengan kompetitor lain di Solobaru.
Kendati demikian dia mengaku masih memiliki PR besar mendatangkan wisatawan lokal khususnya warga Sukoharjo untuk menikmati hiburan di tempatnya. Sebab menurutnya 70% pangsa pasar yang hadir berasal dari kota lain di luar Sukoharjo. Namun pihaknya terus optimis dengan bisnis yang menurutnya cukup memiliki masa depan di kawasan Solobaru itu.
“Secara lokasi sebenarnya tidak diuntungkan karena terpencil. Tetapi kami optimis team work bagus, pelayanan bagus pasti orang ke sini,” ungkap Bagus.