Soloraya
Kamis, 1 Desember 2022 - 13:34 WIB

Menengok Kampung Wayang Kepuhsari Wonogiri, Kerap Didatangi Turis Lokal & Asing

Yulia Mariska  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pagelaran Wayang di Desa Kepuhsari, Wonogiri. (Istimewa/tinemu.com)

Solopos.com, WONOGIRIWayang merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan generasi sekarang agar tidak terlupakan. Salah satu sentra kerajinan wayang kulit yang terkenal berada di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Dilansir dari berbagai sumber pada Rabu (30/11/2022), wayang sudah masuk ke Desa Kepuhsari pada abad ke-17. Sejak itu wayang dibuat secara turun-temurun sampai sekarang.

Advertisement

Desa Kepuhsari memiliki kerajinan wayang kulit yang memang sangat terkenal hingga sederet dalang kondang memesan wayang hasil karya para perajin di desa setempat. Di antaranya mendiang Ki Enthus, Ki Manteb Sudharsono dan yang lainnya.

Retno Lawiyani selaku perwakilan anggota Sanggar Asto Kenyo Art Kampung Wayang, Desa Kepuhsari menjelaskan tentang sejarah wayang di desanya. Dimulai dari Dalang Ki Kondobuono yang memiliki anak bernama Ki Gunowasito.

Selanjutnya, Ki Gunowarsito memiliki anak bernama Ki Prawirodiharjo dengan total delapan anak yang semuanya berprofesi sebagai dalang. Tiga keturunan Ki Prawirodiharjo menetap di Kepuhsari sampai seni tatah sungging wayang berkembang di desa ini.

Advertisement

Baca Juga: Peringati Hari Wayang, 3 Dalang Muda Asli Wonogiri Pentas Semalam Suntuk

“Dulu wayang yang masuk ke sini berbentuk gulungan kertas atau daun atau yang lainnya. Namun sekarang sudah ganti pemimpin, wayang bisa dipegang dalam bentuk perorangan,” tambah Retno.

Kerajian wayang Desa Kepuhsari terhitung halus dan rapi. Bahkan pemerintah pernah memesan untuk ajang Asian Games tahun 2018 sebanyak 65 set. Terdiri dari undangan berbentuk gunungan wayang dan wayang bhin bhin, atung, dan kaka.

Advertisement

Retno mengatakan ada 70 perajin tatah yang tergabung di Sanggar Asto Kenyo Art Kampung Wayang, Desa Kepuhsari. Para perajin terdiri anak muda hingga orang tua.

Baca Juga: Wujud Syukur, Warga Pidekso Wonogiri bakal Gelar Tradisi Gumbregan Semalaman

Mereka semua membuat wayang untuk dijual langsung maupun pesanan. Warga lokal juga banyak yang belajar di desa tersebut. Rata-rata dari kalangan pelajar.

Ada juga warga dari luar negeri yang belajar di Sanggar Asto Kenyo ini. Mereka berasal dari Jerman, Inggris, Hungaria, Prancis, China.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif