Soloraya
Rabu, 11 Mei 2022 - 21:57 WIB

Menengok Kisah Arus Balik di Terminal Wonogiri yang Belum Selesai...

Luthfi Shobri Marzuqi  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah masyarakat tampak menunggu kedatangan bus yang akan mereka naiki dari Terminal Tipe A Giri Adipura, Kabupaten Wonogiri, Rabu (11/5/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Para perantau asal Kabupaten Wonogiri masih terpantau memadati area Terminal Tipe A Giri Adipura, Wonogiri, Rabu (11/5/2022). Sebagian dari mereka mengaku sengaja balik ke tanah rantau pascapuncak arus balik Lebaran 2022 berlalu, Senin (9/5/2022).

Di antara kaum boro itu bernama Erwan Kuswuryanto, seorang perantau yang menunggu bus datang dan akan balik ke Bogor. Ia bercerita, sejak 1996 telah merantau ke Bogor.

Advertisement

Selama puluhan tahun hidup di Bogor, pekerjaan yang ia lakukan hanya menjual daging ayam secara keliling. Rencananya ia bakal balik ke Bogor sekitar pukul 12.30 WIB. Ia sudah datang ke terminal sejak pukul 12.00 WIB.

“Mudiknya hari Senin [9/5/2022]. Baliknya Rabu. Jadi cuma tiga hari. Soalnya orang tua di sini [Wonogiri] udah enggak ada,” kisahnya saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Advertisement

“Mudiknya hari Senin [9/5/2022]. Baliknya Rabu. Jadi cuma tiga hari. Soalnya orang tua di sini [Wonogiri] udah enggak ada,” kisahnya saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu.

Selama tiga hari di kampung halamannya di Wonogiri, Erwan hanya berkunjung ke permakaman orang tuanya. Ia pun hanya perlu waktu sebentar di tanah kelahirannya. Di sisi lain, pilihannya untuk mudik selama tiga hari lamanya tak lain karena harus buru-buru menyiapkan pesanan banyak orang.

Baca Juga: JLK Wonogiri Jadi Jalur Alternatif, Pemilik Warung Raup Untung

Advertisement

“Selama puluhan tahun berada di Bogor, kini telah menetap di sebuah rumah pribadi meski ukurannya kecil,” katanya.

Pemudik lainnya, Eko, mengaku bersiap balik ke Cibitung, Bekasi pascapuncak arus balik Lebaran. Hal itu menyusul Eko masih memiliki jatah cuti di tempat kerjanya, yakni di sebuah perusahaan otomotif di Bekasi.

Ia mengaku telah bekerja di perusahaan itu sejak 20 tahun lalu. Setiap momen libur Lebaran, ia selalu mudik ke kampung halamannya di Selogiri.

Advertisement

Baca Juga: 350.000 Penduduk Wonogiri Pilih Jadi Kaum Boro, Masih Bisa Bertambah?

“Soalnya memang mau ketemu keluarga. Momen Lebaran itu paling banyak yang kumpul. Ada 20-an lebih keluarga dan setiap Lebaran pasti kami ngumpul,” ujarnya.

Eko mudik bersama istri dan dua anaknya. Siang itu, mereka berencana naik bus dari eks Terminal Krisak kembali ke tanah perantauan di Bekasi. Eko merantau karena semula memperoleh informasi dari saudaranya tentang adanya lowongan kerja.

Advertisement

Lulusan SMK

“Kondisinya dulu dari segi pendidikan hanya lulusan STM [setingkat SMK]. Kebetulan ada saudara di sana [Bekasi] dan menginfokan rekrutmen kerja. Akhirnya merantau,” katanya.

Selama di perantauannya, mau tak mau Eko harus beradaptasi di Bekasi. Usai dua tahun bekerja, Eko menjadi karyawan tetap. Meski seperti itu, Eko sebenarnya lebih memilih berada di tanah kelahirannya. Ia pun merencanakan akan menghabiskan waktu di kampung halamannya saat hari tua kelak.

Baca Juga: Pemkab Wonogiri Ingin Tekan Jumlah Kaum Boro, Kenapa?

“Ini soal garis nasib. Jadi enggak tahu juga nantinya bagaimana,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif