Soloraya
Kamis, 21 Maret 2024 - 10:06 WIB

Menengok Lebih Dekat Masjid Agung Kauman Sragen dan Fakta Unik di Dalamnya

Fanisa Tasya Nabilla  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masjid Gedhe Kauman Sragen. (Solopos.com/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Masjid Agung Kauman merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Sragen. Uniknya, meski berusia ratusan tahun, masjid ini tidak masuk dalam daftar bangunan cagar budaya (BCB). Bukan karena bangunan ini tak memiliki nilai sejarah, melainkan ada alasan lain yang membuatnya demikian.

Masjid Agung Kauman Sragen justru memiliki nilai historis, seni, dan budaya yang panjang. Dulunya masjid ini dibangun dengan arsitektur nuansa Jawa kuno hingga akhirnya direnovasi.

Advertisement

Masjid yang dibangun pada 1817 oleh KH Hasan Zainal Mustofa ini menjadi saksi masuknya agama Islam ke Bumi Sukowati, julukan Sragen. Masjid ini berlokasi di Kampung Kauman, RT 026/RW 008, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen.

Meskipun sudah lama sekali dibangun, masjid ini bukanlah masjid tertua di Kabupaten Sragen karena masih ada Masjid Ki Ageng Butuh di Kecamatan Plupuh yang didirikan sekitar 1765.

Advertisement

Meskipun sudah lama sekali dibangun, masjid ini bukanlah masjid tertua di Kabupaten Sragen karena masih ada Masjid Ki Ageng Butuh di Kecamatan Plupuh yang didirikan sekitar 1765.

Menurut informasi dari skripsi yang ditulis oleh mahasiswa UIN RM Said Surakarta, Nuri Nuvita Sari, pada 2015 yang berjudul Masjid Jamik Kauman Sragen (Studi Histori-Arkeologis), masjid ini tidak hanya menjadi masjid tua. Namun juga memiliki nilai historis yang memberikan kontribusi keislaman di Kabupaten Sragen.

KH Hasan Zainal Mustofa merupakan ulama dari Bojonegoro, Jawa Timur. Saat itu beliau datang ke Keraton Surakarta Hadiningrat dan ditunjuk sebagai Pejabat Landrat/Penghulu Agama di Sragen oleh Pakubuwono IV.

Advertisement

Namun setelah Sragen melepaskan diri dari Keraton Solo dan bergabung dengan Pemerintahan Republik Indonesia pada 1946, status kepemilikan Masjid Jamik Kauman Sragen berubah atas nama KH Hasan Zainal Mustofa dan diinventarisasi oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga Sragen. Masjid ini juga berfungsi sebagai tanda wilayah kekuasaan Keraton Surakarta Hadiningrat.

Meski sarat akan nilai sejarah, Masjid Agung Kauman Sragen tidak masuk dalam BCB karena renovasi yang dilakukan pada 2014 silam telah mengubah arsitektur aslinya menjadi ada sentuhan modern.

Hal itu dibenarkan oleh Ahmad Nuryanto, 50, yang memiliki garis keturunan kelima dari KH Hasan Zainal Mustofa kepada Solopos.com pada 2019 lalu. Bangunan fisik masjid sudah mengalami banyak perombakan.

Advertisement

Dahulunya Masjid Agung Kauman Sragen memiliki kubah besar yang dilengkapi dua menara kecil di kanan dan kiri bangunan. Namun pada 2014 bangunan masjid ini dirombak total, sebelumnya satu lantai kini sudah diubah menjadi dua lantai.

Arsitektur bernuansa Jawa terlihat dari atap masjid yang berbentuk bujur sangkar dan bertingkat. Di dalam masjid terdapat empat tiang kayu jati yang menyokong bangunan utama dengan ukiran khas.

Ornamen pada masjid menggunakana ornamen Jawa seperti ukiran prabalung-lungan, dan sulur-suluran. Ruangan yang ada di Masjid Agung Kauman terbagi menjadi empat, yaitu ruang depan, ruang serambi, ruang utama, dan pawastren. Di bagian barat terdapat makam KH Hasan Zainal Mustofa beserta istri dan keturunannya.

Advertisement

Seperti masjid keraton lainnya, letak Masjid Agung Kauman Sragen ini berada di dekat Alun-alun dan pasar Sragen. Jaraknya hanya 1,1 km dari Pasar Kota Sragen dan 750 meter dari Sragen Central Park atau kurang dari 5 menit saja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif