SOLOPOS.COM - Pintu gerbang makam dan petilasan Sunan Giri yang berada di Gunung Giri, Dusun Seneng, Kelurahan Giriwono, Kompleks Alas Kethu, Kecamatan Wonogiri. Foto diambil Sabtu (26/7/2014).(JIBI/Solopos/Trianto Hery Suryono)

Solopos.com, WONOGIRIWonogiri di zaman dahulu menjadi salah satu daerah yang disasar wali songo dalam menyebarkan ajaran Islam. Di antara wali songo yang diyakini menyebarkan agama Islam hingga Wonogiri, yakni Sunan Giri.

Jejak penyebaran Islam di Wonogiri oleh Sunan Giri dapat diketahui dari sebuah petilasan Sunan Giri. Lokasinya berada di Lingkungan Seneng, Kelurahan Giriwono, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Meski sama-sama mengandung kata giri, kisah petilasan Sunan Gunung Giri berbeda dengan kisah asal mula Wonogiri. Dikutip dari situs resmi milik Pemkab Wonogiri, asal kata Wonogiri berasal dari bahasa Jawa. Wono berarti hutan atau alas dan giri memiliki makna gunung atau pegunungan. Nama itu menggambarkan kondisi wilayah Wonogiri yang memang sebagian besar berupa sawah, hutan dan gunung.

Baca Juga: Masjid Tiban Tempurkali, Bukti Sejarah Penyebaran Islam di Wonogiri Selatan

Sedangkan petilasan Sunan Giri erat hubungannya dengan Sunan Giri atau Sunan Gunung Giri. Dikutip dari wikipedia, Sunan Giri anak dari Maulana Ishaq (ayah) dan Dewi Sekardadu (ibu).

Sunan Giri merupakan salah seorang wali songo sekaligus pendiri kerajaan Giri Kedaton. Lokasinya berada di Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden ‘Ainul Yaqin, dan Joko Samudro. Sunan Giri lahir di Banyuwangi tahun 1442 dan dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.

Baca Juga: Seluruh Wilayah di Wonogiri Diklaim Nihil Takbir Keliling

Petilasan Sunan Giri di Lingkungan Seneng, Kelurahan Giriwono menjadi salah satu bukti sunan yang bernama lengkap Raden Joko Samudro itu pernah singgah ke Wonogiri. Solopos.com pernah mendatangi petilasan Sunan Giri, Sabtu (26/7/2014).

Lokasi petilasan masuk dalam kompleks permakaman keluarga besar Raja Mangkunegara, Solo. Petilasan Sunan Gunung Giri berupa batu besar disendirikan dan dibuat rumah dengan pintu masuk yang dikunci.

Lantaran letaknya berada di bukit, lokasi itu diberi nama Gunung Giri. Ini sesuai dengan keberadaan sunan yang datang ke lokasi tersebut. Petilasan Sunan Gunung Giri berupa batu yang diyakini tempat salat sunan saat itu karena terdapat telapak kaki.

Baca Juga: ASAL USUL : Inilah Lokasi Jejak Sunan Giri di Wonogiri

Tirakat

Keberadaan petilasan Gunung Giri tak terlepas dari perilaku tirakat Sunang Giri ketika diutus mencari tiang penyangga pembangunan Masjid Demak.

“Waktu Sunan Giri menggembara sampai hutan Donoloyo, Slogohimo bertemu dengan pemilik hutan kala itu, yakni Kiai Donosari dan singgah di Gunung Giri untuk beribadah,” kata juru kunci petilasan, Suwar, 72, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (26/7/2014).

Suwar selaku juru kunci di petilasan Gunung Giri merupakan generasi ketiga. Di waktu sebelumnya, juru kunci dipegang Mbah Kartosentono lalu diwariskan ke Mbah Sutotaruna.

Baca Juga: Mulai Besok, Masjid di Wonogiri Boleh Gelar Salat Jumat

Di sekitar bangunan petilasan terdapat makam orang lain. Ada juga makam pejuang kemerdekaan karena di atas nisan terdapat bambu runcing dan bendera merah putih. Di sekeliling permakaman tumbuh pohon jati dengan diameter lebih dari satu meter.

Informasi lain yang berkembang, Sunan Gunung Giri singgah di bukit itu karena sembari menunggu kayu jati yang dialirkan dari Sungai Keduwang mengalir hingga Sungai Bengawan Solo menuju Kerajaan Demak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya