Soloraya
Jumat, 15 Maret 2024 - 23:51 WIB

Menengok Wifi Gratis Loji Gandrung, Masih Sepi di Hari Pertama Launching

Ahmad Kurnia Sidik  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wifi gratis di Loji Gandrung (IG @kotasolo_fp)

Solopos.com, SOLO — Tepat pukul 16.45 WIB, Jumat (15/3/2024), langit di timur Kota Solo menampakkan kemuramannya.

Gelap bukan karena matahari ingin beristirahat setelah seharian menerangi Kota Solo tapi karena hujan ingin turun.

Advertisement

Suasana di Loji Gandrung sore itu pun begitu, muram karena kesepian.

Bangunan bergaya neo-klasik Eropa itu mulai dibangun pada 1830 oleh arsitektur asal Belanda C.P. Wolff Schoemaker.

Diperuntukkan sebagai kediaman saudagar perkebunan gula dan tuan tanah.

Advertisement

Sore itu bangunan berawarna putih dengan tiang-tiang besarnya digunakan untuk warung wifi gratis yang bisa dimanfaatkan siapapun yang ingin memanfaatkannya.

Pukul 17.00 WIB, tujuh anak muda memanfaatkan wifi itu. Tujuh anak muda terbagi menjadi tiga kelompok. Satu kelompok berisi tiga anak muda di selasar bagian timur.

Satu orang di selasar barat. Dan satu kelompok berisi tiga orang di ruang rapat.

Muhammad Abdul Rozak, 23, adalah satu dari tiga orang yang duduk sambil memanfaatkan wifi gratis di ruang rapat.

Advertisement

Menggunakan batik dengan warna biru dongker, dia baru saja selesai kuliah daring dengan wifi gratis.

“Baru selesai kuliah, butuh wifi. Tapi gak mungkin di cafe karena lagi puasa,” kata dia kepada Solopos.com.

Dia bersama kedua teman wanitanya duduk di bangku kulit berwarna merah sambil menceritakan apa saja yang dilakukannya sejak pukul 14.00 WIB.

Lelaki asal Kudus ini adalah mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Solo (UMS).

Advertisement

Sambil berbenah barang-barangnya yang berserakan di meja berlapis kulit warna hitam itu dia menceritakan bahwa wifi gratis di Loji Gandrung itu ada dua yang bisa dipakai.

Wifi bernama “Teras Depan” agak lambat sehingga dia mengganti menggunakan wifi gratis yang lainnya bernama “pemkot-solo2”.

Saat dia berbicara panjang lebar tentang perkuliahannya, dua kelompok yang berada di selasar beranjak pergi satu per satu.

Menurutnya, yang agak mengganggu selama duduk di ruang rapat itu hanya bunyi air mancur yang berselang-seling memancar tiap 30 detik.

Advertisement

Pukul 17.15 WIB, Rozak dan kedua temannya telah selesai berbenah barang.

Sekarang mereka siap pergi sambil menggendong ransel yang terlihat menggelumbung. Mereka juga mulai menggunakan masker, tanda sangat siap untuk pergi.

“Kami izin dulu, Mas. Mau cari bukaan,” kata dia sambil berjalan menuju parkiran yang hanya berisi empat motor terparkir.

Langit semakin gelap karena paduan matahari tenggelam dan mendung.

Giliran anggota Satpol PP, Widodo, yang menjadi tim pengamanan di Loji Gandrung untuk melakukan tugas rutinnya yaitu menurunkan bendera merah putih.

“Sudah pukul setengah enam, waktunya nurunkan bendera,” kata Widodo sambil melipat secara perlahan bendera yang baru dia turunkan.

Advertisement

Hari ini, kata dia, yang datang untuk memanfaatkan wifi gratis sekitar sepuluh orang.

Tujuh orang di antaranya adalah yang baru saja pergi dari Loji Gandrung tadi.

“Tadi ada tiga orang yang duduk di ruang tamu, perempuan tiga-tiganya,” kata dia sambil menunjukkan lokasi ruang tamu.

Dia berjalan pelan sambil merapikan kursi yang bergeser dari tempatnya karena baru saja diduduki anak muda yang menggunakan wifi gratis.

“Kami berharap, datang bersih dan rapi, pulang ya harus begitu, bersih dan rapi, biar sama-sama enaknya,” kata dia.

Dia terus beralih ke markasnya, di sisi barat bangunan. Sambil menunggu waktu berbuka, dia bercerita mungkin karena baru dibuka kemarin, Kamis (14/3/2024), maka wifi gratis ini masih sepi pengunjung.

Dia kemudian memprediksi mungkin Minggu mendatang akan ramai pengunjung.

Pukul 18.30 WIB muncul satu orang dengan motor matik. Dia ternyata karyawan Telkom yang ditugaskan untuk memeriksa kualitas jaringan.

Namanya panggilannya Tri. Sambil mengoperasikan perangkat lunak “Speedtest” dia menjelaskan bahwa ada dua wifi yang digunakan untuk wifi gratis ini.

Yang bernama “Teras Depan” itu berkecepatan 100 mbps sementara “pemkot-solo2” berkecepatan 50 mbps.

Saat dia tahu bahwa tadi sore ada pengguna yang mengeluhkan wifi gratis “Teras Depan” terasa lambat, dia menjelaskan kemungkinan karena pemancarnya jauh.

Dia berjalan menuju tempat pemancar wifi di sisi timur bangunan, tepatnya di atas sumur dekat pagar pembatas bangunan.

Sampai pukul 19.00 WIB wifi gratis hanya mendapat pengunjung sepuluh orang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif