SOLOPOS.COM - Bupati Kusdinar Untung Yuni Sulowati mengajar ratusan siswa SMA dan SMK di SMAN 1 Sragen, Rabu (8/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menjadi guru di SMAN 1 Sragen pada Rabu (8/3/2023). Ia mengajar selama kurang lebih dua jam di hadapan ratusan siswa dari 10 SMA dan SMK di Sragen tentang wawasan kebangsaan, bela negara, dan sejarah.

Bupati mengajar itu dilakukan sebagai upaya Pemkab untuk mengedukasi generasi Z agar paham mengenai wawasan kebangsaan, bela negara, dan sejarah bangsa. Yuni, sapaan Bupati, prihatin dengan kondisi generasi Z sekarang yang kurang paham dengan wawasan kebangsaan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dalam acara peringatan Sumpah Pemuda di GOR Diponegoro Sragen pada 28 Oktober 2022 lalu, Yuni mengatakan saat itu ada pelajar SMA/SMK yang tak bisa menyanyikan Indonesia Pusaka saat ia minta. Namun, begitu menyanyi lagu Klebus, mereka bisa maah bersama sambil berjoget.

“Bupati mengajar ini untuk menumbuhkam cinta Tanah Air dan bangsa pada generasi Z. Apa yang terjadi di GOR itu sungguh prihatin. Ini upaya kami daripada tidak melakukan apa-apa. Sekaligus memberi pendidikan politik kepada mereka supaya tidak apatis dan tidak golput pada Pemilu 2024 mendatang,” ujar Yuni saat ditanya Solopos.com.

Selama dua jam, Yuni menanamkan nilai-nilai Pancasila. Sila pertama hingga kelima dikupas tuntas. Mulai dari sikap  saling menghormati antarpemeluk agama,jangan ada radikalisme dan sikap.

Dalam kesempatan itu, Yuni menunjukkan cuplikan film yang tayang di bioskop, seperti Avengers, Aiun Habibie, Aisyiyah, dan Pengabdi Setan. Yuni berpesan mau menonton film apa pun tidak masalah tetapi yang penting mengambil nilai-nilai yang membentuk karakter. Yuni juga menunjukkan tokoh-tokoh yang bisa menjadi idola, di antaranya Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Yuni mengingatkan tentang adanya penjajahan gaya baru berupa teknologi dan narkoba. Dia menjelaskan narkoba itu bisa merusak generasi muda. Demikian juga teknologi kalau tidak dimanfaatkan dengan benar, kata dia, juga merusak generasi muda. “Radikalisme dan intoleransi juga bentuk penjajahan gaya baru,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya