Soloraya
Sabtu, 2 Mei 2020 - 13:40 WIB

Mengejutkan, Ini Kata Anak Janda Tua Sragen yang Tinggal di Rumah Berlantai Tanah

Muh Khodiq Duhri  /  Tika Sekar Arum  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sumiyem, 72, janda yang tinggal di rumah berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu di Kampung Sidomulyo, RT 50, RW 15, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, Selasa (28/4/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Anak Sumiyem, 72, janda tua yang hidup di rumah berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu di Sragen, membuat pernyataan mengejutkan mengenai orang tuanya.

Sang anak menyebut bukannya tidak mau membantu memperbaiki rumah Sumiyem, melainkan karena janda tua yang hidup sendirian itu tidak mau dibantu.

Advertisement

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, janda lima anak itu tinggal sendiri di Kampung Sidomulyo RT 050/RW 015, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen.

Tak Punya Uang Rp15 Juta, Janda di Sragen Batal Terima Bantuan RTLH

Advertisement

Tak Punya Uang Rp15 Juta, Janda di Sragen Batal Terima Bantuan RTLH

Ami, anak kelima Sumiyem, menolak rumah ibunya di Sragen disebut gubuk reyot. Dia menilai rumah berlantai tanah dan berdinding anyaman bambu itu masih layak ditinggali janda tua yang belum lama ini mendapat bantuan sembako dari Dinas Sosial Sragen itu.

Dia bersama saudaranya sebetulnya sudah menawarkan supaya rumah janda berumur 72 tahun tersebut diperbaiki. Anak-anak Sumiyem juga menawarkan supaya janda tua Sragen itu tinggal bersama di rumah mereka yang lebih layak huni.

Advertisement

Akan tetapi, Sumiyem selalu menolak tawaran anak-anaknya itu dengan alasan tidak ingin membebani mereka. “Bukan anak tidak mau memperbaiki, tapi simbok yang tidak mau rumahnya diperbaiki dengan alasannya sendiri,” jelas Ami kepada Solopos.com, Jumat (1/5/2020).

Setiap pekan, Ami berusaha menyempatkan diri mengunjungi ibunya itu. Dia juga kerap memberi uang untuk mencukupi kebutuhan makan ibunya sehari-hari.

Bantuan Sembako Pemkab Sragen

Dia mengakui, beberapa tahun silam, Sumiyem memang masih tercatat sebagai penerima beras untuk warga miskin (raskin) dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen.

Advertisement

Namun, pada saat itu anak-anaknya belum bekerja seperti sekarang. Ami juga tidak tahu alasan mengapa bantuan raskin itu dihentikan.

Janda Tua di Sragen Dapat Sembako dari Dinsos

Kendati begitu, dia menegaskan meski tidak lagi menerima bantuan beras dari pemerintah, kebutuhan ibunya sehari-hari sudah tercukupi.

Advertisement

“Memang simbok saya tidak pernah dapat bantuan. Tapi, bukan berarti dia butuh bantuan. Tidak dapat bantuan, bukan berarti kurang makan,” ujarnya.

Sebelumnya kepada Solopos.com, Sumiyem mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah selama beberapa waktu. Dia sempat merasa kesal karena bantuan beras yang rutin dia terima beberapa tahun lalu dihentikan dengan alasan yang tidak jelas.

Hiks... Tinggal Sendirian di Gubuk Reyot, Janda Tua di Kampung Sidomulyo Sragen Butuh Bantuan

Selain rutin diberi uang oleh anaknya, Sumiyem bersyukur banyak tetangganya yang ikut membantu mencukupi keperluan makan sehari-hari.

“Belum lama ini saya dapat bantuan beberapa telur dari tetangga. Biasanya saya masak dua butir telur untuk sekali makan,” ujar janda tua asal Sragen tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif