Soloraya
Sabtu, 3 Juni 2023 - 10:41 WIB

Mengenal Fenomena Pladu, Ikan Mabuk yang Banyak Diburu di Bengawan Solo

Wahyu Prakoso  /  Nugroho Meidinata  /  Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menggunakan pancing mendapatkan ikan saat fenomena pladu (ikan mabuk) di Sungai Bengawan Solo di Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (2/6/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO – Pladu merupakan sebuah fenomena unik berupa ikan mabuk yang muncul di Sungai Bengawan Solo.

Ikan mabuk ini terjadi ketika air di sungai terkena sinar Matahari berbulan-bulan lalu kemudian hujan. Hal ini membuat ikan mabuk dan berenang pelan ke permukaan.

Advertisement

Namun, belakangan ini pladu terjadi bukan karena hal tersebut, akan tetapi adanya pencemaran limbah yang membuat air sungai berwarna keruh di Bengawan Solo.

“Pada pekan lalu terjadi juga air berwarna cokelat tua, cenderung hitam, membuat ikan menjadi kodal istilahnya, atau kayak mabuk,” kata Koordinator Forum Jogo Kali Bengawan (Jokalibe) S.M. Budi Utomo ketika menjelaskan fenomena pladu di Bengawan Solo kepada Solopos.com, Jumat (2/6/2023).

Menurut dia, peristiwa pladu kerap terjadi pada musim kemarau ketika tinggi muka air Bengawan Solo rendah dan ada pembuangan limbah dari hulu, antara lain limbah tekstil, limbah alkohol, dan limbah rumah tangga. Dampak limbah tidak terasa signifikan waktu musim penghujan. “Musim kemarau sangat terasa sekali perbedaan air sungainya,” ungkap dia.

Advertisement

Tak hanya di Bengawan Solo, fenomena pladu juga terjadi di Sungai Brantas. Warga di bantaran Sungai Brantas di Malang, Blitar, Tulungagung, dan Kediri, ramai-ramai memadati Sungai Brantas untuk mencari ikan pladu.

Ikan pladu di Sungai Brantas ini mudah diambil karena dalam kondisi mabuk. Mengutip Kaskus.co.id, fenomena pladu di Sungai Brantas diakibatkan adanya kegiatan pembersihan endapan lumpur atau flushing di Waduk Wlingi Karangkates dan Lodoyo Blitar.

Pada 2023, tradisi pladu di wilayah yang dilalui Sungai Brantas tersebut digelar pada Minggu (5/3/2023). Fenomena ini biasanya terjadi selama tujuh hari hingga flushing Waduk Wlingi dan Ladoyo Blitar selesai.

Advertisement

Melansir laman resmi Polres Kediri Kota, meski bagi masyarakat sekitar Sungai Brantas, pladu merupakan kegiatan yang seru dan mengasyikan, namun sebetulnya berbahaya.

Hal ini dikarenakan aliran Sungai Brantas semakin deras akibat flushing tersebut. Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati ketika melaksanakan tradisi pladu agar tidak tergelincir oleh derasnya aliran Sungai Brantas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif