SOLOPOS.COM - Rombongan delegasi anggota G20 melihat proses produksi kerajinan gitar di Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Sabtu (25/6/2022). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pernah mendengar Kampung Gitar Baki? Lokasi tersebut merupakan sentra pembuatan gitar di Kabupaten Sukoharjo tepatnya di Kecamatan Baki.

Gitar merupakan potensi utama yang dimiliki Kabupaten Sukoharjo selain Jamu dan lainnya. Dinamakan Kampung Gitar Baki karena sebagian besar penduduknya bekerja sebagai perajin gitar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Bermula dari Desa Mancasan, saat ini industri kreatif pembuatan gitar telah meluas sampai ke Desa Ngrombo di Kecamatan Baki dan Desa Pondok di Kecamatan Grogol.

Saat memasuki Kampung Gitar Baki, kita akan melihat langsung bagaimana tangan-tangan terampil menciptakan beragam alat musik petik mulai dari beragam jenis gitar, ukulele, mandolin hingga rebab.

Mengutip artikel dari kemenparekraf.go.id, Jumat (6/10/2023), Kampung Gitar Baki sudah ada sejak 1975. Sekitar 90% warga di sana bermata pencaharian sebagai perajin gitar. Kampung Gitar Baki lantas dikembangkan bukan hanya sebagai sentra perajin gitar, namun juga jadi destinasi wisata.

Konon, bertahannya Kampung Gitar Baki Sukoharjo menjadi desa wisata dan sentra gitar berawal dari pemberdayaan masyarakat yang selalu mengedepankan kearifan lokal. Kemampuan warganya membuat berbagai macam alat musik gitar dimiliki secara turun-temurun.

Meski begitu, membuat gitar bukan perkara mudah, karena setiap perajin membutuhkan keahlian khusus dan ketelatenan agar menghasilkan alat musik yang mulus dan nyaman dimainkan.

Pembuatan alat musik gitar memerlukan proses panjang. Bermula dari penghalusan dengan ampelas, pendempulan, mengampelas kembali, memasuki tahap pengecatan, pelapisan melamin, hingga dikeringkan dengan cara dijemur.

Bagi wisatawan yang berminat memiliki gitar dengan model khusus atau custim, bisa memesannya di sini. Termasuk bahan kayu yang digunakan pun bisa dipesan.

Dihantam Pandemi

Desa Ngrombo yang termasuk Kampung Gitar Baki sempat dinobatkan sebagai juara I Lomba Desa Wisata kategori kreatif di ajang BCA Desa Wisata Awards 2021.

Di masa sebelum pandemi Covid-19, gitar yang diproduksi perajin Desa Ngrombo Sukoharjo mampu menembus pasar luar negeri. Namun sejak sejak pandemi menerjang, perajin kesulitan bahkan hanya mampu memproduksi 50% gitar dibandingkan sebelumnya. Hal itu disampaikan pengepul gitar di desa setempat, Budi Anto, 30.

“Biasanya sampai 130 lusin [barang mentah] yang dikirimkan ke perajin untuk di produksi [perbulan] sekarang [semenjak pandemi] hanya bisa setengahnya. Paling hanya 50 lusin perbulan,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di gudang gitar milik bosnya, Wahyu Dwi Kastyanto, di Ngrombo, pada 20 Juni 2022 lalu.

Budi Anto mengatakan sebelum pandemi tidak ada stok packing di gudang yang menumpuk walaupun stok bahan mentah gitar selalu ada. Namun saat pandemi, pengiriman tertunda hingga mengakibatkan penumpukan gitar di gudang. Terkadang, gitar yang dikirim rusak ketika sampai ke tangan customer.

Dia menambahkan stok gitar yang tertumpuk memiliki risiko lain. Gitar yang berada dalam kardus dengan suhu panas akan memungkinkan bodi gitar melengkung. Risiko lain seperti serangan hewan rayap juga menjadi hambatan tersendiri.

Budi Anto mengungkapkan harga produknya dibanderol mulai dari Rp60.000-Rp65.000 untuk ukulele. Sementara untuk gitar ada yang Rp120.000 sampai Rp600.000-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya