SOLOPOS.COM - Sejumlah orang melakukan ibadah di Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gede, Sabtu (10/2/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—-Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gede Solo menjadi simbol toleransi lantaran digunakan sebagai tempat ibadah tiga agama yakni Konghucu, Buddha, dan Tao.

Hal ini terlihat dari tiga patung nabi dari masing-masing agama yang terdapat di dalam Klenteng. Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Sumantri Dana Waluya mengatakan tiga patung tersebut Kong Hu Cu (agama Konghucu), She Cia Mo Ni Hud (agama Buddha), dan Thay Sang Lo Kun (agama Tao).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Itu para suci [nabi], yang dalam hal ini bahasa awamnya patung, tapi sejatinya kita tidak menyembah patungnya, kita menghormati para suci ini, kita mengikuti ajaran bilau,” kata dia ketika ditemui Solopos.com di Klenteng Tien Kok Sie, Sabtu (10/2/2024).

Dia mengatakan banyak orang yang masih sering salah faham orang-orang yang datang beribadah di Klenteng itu menyembah patung atau berhala. Padahal menurut dia, di setiap Klenteng bagian depan terdapat tempat penancapan dupa terdapat tulisan Tuhan yang Maha Esa.

“Jadi semua umat, sebelum [memberikan persembahan ke] 15 rupa [para suci/nabi] harus selalu diawali dari doa kepada Tuhan yang Maha Esa, karena orang Tionghoa itu sangat religius, sangat demokratis, sangat toleran,” kata dia.

Dia mengatakan orang Tionghoa sangat toleran sehingga dalam satu klenteng terkadang bisa ada puluhan para suci. Dia mengatakan nilai toleransi itu yang memungkinkan klenteng menjadi tempat ibadah tiga agama.

“Kita tidak pernah berantem, kenapa, karena ibadah kita itu sama, cuma caranya berbeda-beda. Sarana ibadah kita itu sama, dupa, lilin, tapi hakikatnya sama,” kata dia.

Namun, dia menegaskan meski di dalam klenteng terdapat tiga agama bukan berarti menganut kepercayaan sinkretisme. Sinkretisme merupakan perpaduan dari beberapa paham yang berbeda untuk mencari keserasian dan keseimbangan.

“Kita tidak seperti itu, tapi kita biasa menyebutnya Tri Dharma,” kata dia. Tri berarti tiga dan Dharma berarti ajaran kebenaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya