Soloraya
Rabu, 15 Maret 2023 - 18:22 WIB

Mengenal Tim URC Sragen, Meski Kerja 2 Jam, Bisa Sapu Ratusan Kilogram Sampah

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Tim URC Sampah DLH Sragen membersihkan arena car free day (CFD) pada Minggu (12/3/2023). (Istimewa/DLH Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Sejak 2022 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen membentuk Unit Reaksi Cepat (URC) untuk menyapu bersih sampah jalana. Tim URC sampah yang beranggotakan lima orang ini bertugas menyapu sampah dua jam per hari di jalur –jalur utama, seperti jalan Sragen-Jamus, jalan Pungkruk-Gemolong, dan jalan Sragen Gesi. Meskipun hanya bertugas selama dua jam, mereka bisa mengangkut ratusan kilogram sampah.

Subkoordinator Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah DLH Sragen, Edy Sudrajad, mengungkapkan lima anggota URC itu merupakan tenaga harian lepas (THL) yang gajinya setara upah minimum kabupaten (UMK). Mereka bekerja setiap hari untuk memunguti sampah dengan menggunakan mobil pikap.

Advertisement

“Semua jenis sampah di sepanjang jalan besar arah Jamus, Gemolong, dan Gesi disapu. Mereka setiap hari muter bergiliran di tiga arah itu. Tugas mereka hanya dua jam, tetapi kadang bisa sampai tiga jam, sudah bisa mendapatkan ratusan kilogram sampah dan langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir [TPA] Tanggan, Gesi,” ujar Edy saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (15/3/2023) .

Ia mengaku sebenarnya kinerja tim URC ini kurang efektif karena begitu selesai disapu masih ada warga yang membuang sampah di tepi jalan raya itu. Kendati demikian, kehadiran Tim URC tetap mampu meminimalkan sampah yang berserakan dijalan. Kinerja URC baru akan efektif ketika masyarakat punya kesadaran bersama untuk mengolah sampah dari hulunya, yaitu rumah tangga.

URC dibentuk dari aduan masyarakat yang mengeluhkan banyaknya tumpukan sampah di pinggir jalan raya. Saat DLH masih dipimpin Tedy Rosanto, muncul ide untuk membuat tim URC. Selain memungut sampah, tim URC memiliki pekerjaan lain seperti menebang ranting pohon dan pekerjaan DLH lainnya.

Advertisement

Yang Penting Edukasi

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan setiap kelurahan sebenarnya sudah memiliki truk sampah dan DLH sudah membentuk URC sapu sampah. “Setelah selesai menyisir sampah dan bersih, satu jam berikutnya muncul orang membuang sampah lagi. Jadi kinerja URC itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Yang penting mengedukasi warga untuk bareng dalam pengelolaan sampah,” kata dia.

Yuni menerangkan infrastruktur tempat pembuangan sampah di Sragen cukup banyak. Setidaknya ada  delapan tempat pembuangan sampah sementara (TPS), dan delapan TPS3R . Dia menerangkan awal-awal ada TPS3R itu bersemangat tetapi karena hasilnya tidak sesuai harapan maka pengelolaan TPS3R menjadi tidak maksimal.

Ia mengaku masih menemukan orang berjaket dan berhelm sembari menenteng plastik kresek berisi sampah kemudian dibuang sembarangan, seperti di jalan atau di sungai. “Saya keluar negeri itu tidak ada jembatan dipagari seperti di Sragen karena tidak ada orang buang sampah lewat jembatan. Kalau di Sragen, jembatan dipasangi pagar bambu hingga kawat supaya warga tak buang sampah ke sungai lewat jembatan. Bahkan ada jembatan yang ditulisi, yang buang sampah di sini gila atau monyet dan seterusnya,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif