Soloraya
Senin, 31 Oktober 2022 - 05:38 WIB

Mengenal Tugu Kitab di Dekat Ponpes Doglo Candigatak Boyolali, Ini Sejarahnya

Nimatul Faizah  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Truk berputar lewat Tugu Kitab di Doglo, Candigatak, Cepogo, Boyolali, Sabtu (29/10/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Sebuah tugu berdiri di jalan perkampungan area Dukuh Doglo, Desa Candigatak, Cepogo, Kabupaten Boyolali pada Agustus 2022. Tugu setinggi lima meter tersebut diberi nama tugu kitab.

Penambahan kata kitab dikarenakan tugu tersebut dibangun di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Huda Doglo.

Advertisement

Selain itu, pembuatan Tugu Kitab juga digunakan untuk mengukuhkan bahwa Doglo adalah pusat pembelajaran agama Islam yang santrinya berasal dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur.

“Saya kan mengajar di Madin [Madrasah Diniah] sore di pondok, itu muridnya dari Indonesia ujung barat sampai daerah NTT itu ada,” ujar Ketua RW Doglo, M. Ghufron saat dijumpai Solopos.com, Minggu (30/10/2022).

Namun, ia menyebutkan awal terciptanya tugu kitab berawal dari robohnya gapura di area barat dukuh karena ditabrak truk.

Advertisement

Baca Juga: 12 Klub Ponpes Boyolali Unjuk Gigi dalam Liga Santri Piala Kasad 2022

Kemudian, warga memikirkan ide untuk mengganti gapura yang rubuh dengan gapura yang baru. Akan tetapi, berdasarkan kesepakatan bersama dan usul pemuda, dipilihlah tugu kitab karena berada di lingkungan pondok pesantren.

“Kemudian saya berkoordinasi dengan pengasuh ponpes, Pak Habib, dan beliau setuju. Bahkan, memuji kalau idenya bagus,” cerita dia.

Setelah mendapat persetujuan dari pihak Ponpes Al Huda Doglo, Ghufron segera membentuk panitia pembangunan tugu kitab.

Advertisement

Ia mengungkapkan warga sangat antusias untuk mengubah wajah Dukuh Doglo di bagian barat tersebut.

Baca Juga: Angin Kencang Robohkan Pohon & Tiang Listrik di Candigatak Boyolali

“Akhirnya warga iuran, dibantu dari pondok. Terkumpul sekitar Rp20 jutaan. Sumbernya dari warga sekitar 2/3, dibantu uang pribadi Pak Kades [Kepala Desa]. Kemudian dari pondok 1/3,” jelas dia.

Untuk pembangunan awal tugu kitab seperti perataan dan pelebaran jalan sebagian besar dilakukan masyarakat secara swadaya. Hanya khusus untuk membentuk tugu, dilakukan tenaga profesional berbayar.

Advertisement

Kemudian, untuk ornamen dan puncak berbentuk kitab, Ghufron memesannya dari muridnya yang bekerja sebagai pengrajin tembaga di Dusun Tumang, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Ukurannya ornamen kitab yang Ghufron pesan adalah 30 cm x 40 cm.

“Di kitabnya itu tulisannya Al-Qur’an. Kemudian di bagian bawah itu ada doa keselamatan, doa sapu jagad itu, dan doa fadilah ilmu,” jelas dia.

Ghufron menjelaskan pembangunan Tugu Kitab belum selesai. Ia mengatakan akan dibangun pula relief di sebelah timur tugu yang menggambarkan orang-orang yang belajar mengaji.

Baca Juga: Motivasi Santri, Dandim Boyolali Cerita Jelajahi Dunia Bersama TNI AD

Advertisement

Ia berharap dengan adanya Tugu Kitab, maka Doglo dapat lebih dikenal masyarakat umum dan akan banyak anak yang tertarik untuk belajar di Ponpes Al Huda Doglo.

Sementara itu, ketua pemuda Doglo sekaligus salah satu inisiator tugu kitab, Yudi Sulistiawan, menyebut tugu kitab adalah hasil kekompakan warga Doglo dengan ponpes.

Yudi menceritakan awalnya masyarakat memberikan beberapa usulan terkait penggantian gapura. Kemudian, dirinya berpikir jika dibangun gapura maka akan ada kemungkinan lagi bangunan baru tertabrak truk.

“Itu misal dibuat belokan truk kalau gapura terlalu susah dan sulit dibuat muter truk. Kemudian saya rasan-rasan dengan ketua RT kalau bagaimana kalau membuah sebuah tugu, tapi tetap harus memperlebar jalan,” jelasnya.

Baca Juga: Ponpes Nurul Quran Simo Juarai Liga Santri Piala Kasad 2022 di Boyolali

Bak gayung bersambut, jalan yang awalnya empat meter tersebut akhirnya dapat diperlebar menjadi delapan meter karena pihak pondok mewakafkan empat meter tanah mereka yang berada di area tersebut.

Advertisement

Dirinya akhirnya mencari desain terkait tugu kitab lewat Internet dan akhirnya tugu tersebut dibangun secara gotong royong oleh warga sekaligus pemuda Doglo.

“Harapannya dengan adanya Tugu Kitab di Doglo tersebut dapat dikenal oleh generasi muda sebagai wilayah atau desa pesantren. Dan sudah selayaknya generasi muda Doglo mampu meningkatkan kemampuan agamanya,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif