SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja merobohkan bangunan eks Gedung Bioskop Rita yang berlokasi tak jauh dari Alun-alun Klaten, Sabtu (25/8/2012). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, KLATEN — Plasa Klaten sebentar lagi akan berubah nama menjadi Klaten Town Square. Pemkab Klaten mengaku sudah memperoleh investor yang tertarik mengembangkan Plasa Klaten sehingga mimpi ada bioskop lagi di pusat kota Kabupaten Bersinar segera menjadi kenyataan.

Plasa Klaten bakal dikembangkan menjadi mal dengan fasilitas lebih lengkap. Rencananya, Plasa Klaten dilengkapi dengan fasilitas bioskop, kafe, karaoke keluarga, dan fasilitas lainnya. Namanya juga bakal diganti menjadi Klaten Town Square.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebelumnya, Plasa Klaten dikembangkan oleh pihak ketiga selama hampir 25 tahun sejak 1993. Setelah masa berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) berakhir pada 2018, Plasa Klaten sepenuhnya menjadi aset Pemkab Klaten.

Begitu menjadi aset Pemkab, Mulyani mewacanakan Plasa Klaten menjadi mal dilengkapi dengan bioskop. Lantaran tingginya biaya pengembangan itu, Pemkab menawarkan pengembangan Plasa Klaten kepada investor.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan ada investor dari Jakarta yang sudah menjalin kerja sama dengan Pemkab guna pengembangan Plasa Klaten. Nilai investasi pengembangan Plasa Klaten mencapai hampir Rp70 miliar. Tahun ini, investor melakukan revitalisasi di Plasa Klaten.

“Jumlah lantainya tetap. Gedung utamanya tidak dirobohkan. Hanya ditambahi sarana dan prasarana pelengkap. Akhir tahun sudah dibuka,” jelas Mulyani saat ditemui wartawan seusai peresmian Puskesmas Cawas 2, Desa Japanan, Kecamatan Cawas, Kamis (12/1/2023).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kawasan Kota Klaten setidaknya pernah memiliki tiga gedung bioskop. Masing-masing gedung itu lokasinya saat ini berada di Taman Kota (Bioskop Rita), Jl. Rajawali Klaten (Bioskop Chandra), dan satu gedung bioskop lagi di Gedung Ekokapti di Jl. Irian Klaten.

Dalam unggahan di akun Facebook (FB) Aku Wong Klaten, 30 September 2020 disebutkan gedung bioskop jadul era 1990-an yang ada di pusat kota Klaten, yaitu Gedung Bioskop Rita, Chandra dan Ramayana.

Di akhir era 1990-an, satu persatu bioskop ini mulai tutup karena sepinya pengunjung. Hal itu ditambah lagi mahalnya ongkos operasional menyusul adanya krisis moneter.

Kalo tidak salah untuk satu karcis bertarif Rp3000. Tentu saja fasilitas yg ada berbeda jauh dengan bioskop 21, bau pesing dan banyak kecoa adalah hal yang wajar,” tulis akun FB Aku Wong Klaten.

Selain di kawasan perkotaan, gedung bioskop juga berada di kecamatan lain. Hal itu seperti di Pedan, Delanggu, Karanganom, dan lainnya. Di antara gedung bioskop di tahun 19080-an dan 1990-an di luar kawasan perkotan masing-masing bernama Dewi, Gajahmada, dan Elita.

Ketiga gedung bioskop itu berada di jantung kota Kecamatan Pedan tepatnya di wilayah Pasar Pedan. Dua di antara gedung yang pernah disewa untuk bioskop kini sudah dimanfaatkan untuk kegiatan usaha lain.

“Kondisinya saat itu bioskop tak pernah sepi,” kata salah satu warga Desa Keden, Sarwono, 50, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (9/3/2022).

Kini, gedung yang pernah disewa untuk bioskop Gajahmada berubah menjadi toko roti dan gedung eks bioskop Elita berubah menjadi tempat sarang burung walet.

Sementara, kondisi gedung eks bioskop Dewi kini terbengkalai. Halaman eks bioskop Dewi dimanfaatkan sebagai tempat parkir saat hari Wage sesuai pasaran Pasar Pedan. Di luar hari pasaran itu, pintu pagar gedung tertutup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya