SOLOPOS.COM - Sejumlah pelayat melepas kepergian Suji Mentir, legenda sinden tayub di rumah duka di Dukuh/Desa Tegalrejo, Gondang, Sragen, Rabu (17/3/2021). (Istimewa/Heru Setyawan)

Solopos.com, SRAGEN -- Seratusan pelayat mengantar kepergian Sujiati, alias Suji Mentir, 75, ke TPU Gunung Kendil Tegalrejo Gondang, Sragen, yang berada satu kompleks dengan Bumi Perkemahan Samdonorejo pada Rabu (17/3/2021).

Para pelayat itu kebanyakan merupakan para penggemar dari sosok legenda sinden tayub di Bumi Sukowati. Para tokoh masyarakat, pemerintah desa, hingga Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspimcam) Gondang juga hadir di lokasi untuk melepas kepergian sang legenda untuk selama-lamanya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Syamsudinu, 74, salah satu pegiat seni tayub asal Katelan, Tangen, Sragen, mengisahkan sosok Suji Mentir saat masih aktif di dunia seni tayub. Syamsudinu mengaku terkesan dengan suara serak dari Suji Mentir saat menjadi sinden tayub.

Baca Juga: Memaknai Memayu Hayuning Bawana pada Hari Lahir Keraton Jogja

Dia menganggap suara Suji Mentir mampu mendobrak pakem dari para pesinden. Bila pada umumnya suara sinden terdengar merdu, lembut, bersih dan enak di dengar di telinga. Berbeda halnya dengan suara Suji Mentir.

“Suara Bu Suji itu remuk. Normalnya sinden itu kan suarannya lembut, bersih dan enak didengar. Tapi ini suaranya serak tidak karuan atau ngeprak-ngeprak di telinga. Meski begitu, suaranya itu pas dengan lagu dan iringan gamelan,” papar Syamsudinu kepada Solopos.com.

Heran

Syamsudinu sendiri mengaku heran suara serak dari Suji Mentir justru membuat ia mudah dikenal dan memiliki banyak penggemar. Syamsudinu sendiri kerap menyaksikan langsung saat Suji Mentir tampil. Termasuk saat legenda sinden tayub itu mengiringi pementasan wayang kulit dengan dalang Ki Purbo Asmoro.

“Saya sendiri heran. Saat melihatnya pentas, saya malah tersenyum sendiri. Tapi, itu adalah ciri khas dari Bu Suji. Tidak ada sinten lain yang bisa meniru suaranya. Memang pernah ada sinden tayub yang mau meniru gaya suaranya, tapi tidak berhasil,” papar Syamsudinu.

Baca Juga: Siapkan Timmu, Begini Cara Daftar Diplomat Solo E-sport Arena 2021

Saat beraksi di panggung, Suji Mentir juga kerap melontarkan banyolan khas yang los atau tanpa perlu banyak berpikir. “Suara serak menjadi ciri khas Bu Suji Mentir, di samping ucapan-ucapan dia yang los dan khas,” ujar Camat Gondang, Catur Sarjanto, kepada Solopos.com seusai menghadiri upacara pemakaman Suji Mentir di rumah duka di Dukuh/Desa Tegalrejo, RT 10, Gondang Sragen.

Catur menilai Sragen kehilangan salah satu seniman terbaiknya yang sampai saat ini belum ada pengganti yang sepadan. Ia berharap kelak muncul seniman-seniman muda yang turut mengharumkan nama Sragen seperti Suji Mentir. “Selamat jalan Bu Suji, semoga khusunul khotimah dan ditempatkan yang terbaik di sisi-Nya,” papar Catur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya