SOLOPOS.COM - Grup Band Legendaris Dewa 19 menggelar konser bertajuk “Dewa 19 Featuring All Stars-Stadium Tour 2023” di Stadion Manahan Solo, Sabtu (29/7/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Sorak penonton pecah ketika konser Dewa 19 Stadion Manahan Solo, Sabtu (29/7/2023) malam. Berkali-kali, tiap sudut stadion menggema lantaran nyanyian puluhan ribu Baladewa yang memadati tempat tersebut. 

Malam itu, konser Dewa 19 bertajuk Dewa 19 featuring All Stars Stadium Tour 2023 kiranya bakal selalu diingat Solo sebagai konser paling besar nan megah. Kota Bengawan menjadi saksi konser yang oleh Ahmad Dhani disebut sebagai “musikal sirkus”.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Konsep musik yang penuh atraksi layaknya sirkus itu tergambar dari permainan lighting yang juga atraktif. Ada puluhan lighting panggung yang turut mengikuti tempo musik. Tiga sisi LED besar dan gelang LED yang terpasang di tangan penonton turut memperkaya atraksi para musisi.

Suasana Stadion Manahan langsung pecah ketika penonton berteriak untuk lagu pertama, Pangeran Cinta yang dinyanyikan Ahmad Dhani, Marcello Tahitoe (Ello), dan Virza yang memakai kostum serbahitam. Setelah itu, Dewa 19 membawa lagu milik Queen berjudul I Want to Break Free dibawakan di lagu kedua.

Semakin malam semakin pecah. Akhirnya Ari Lasso tampil di lagu ke-21 menyanyikan lagu Cinta Kan Membawamu. Lagu melankolis ini seperti lagu ‘kebangsaan’ Baladewa, seisi stadion bernyanyi. Sudut-sudut stadion tidak luput dari gema.

Ari Lasso memang pawai melarutkan penonton dengan lagu-lagu Dewa 19. Puluhan tahun pengalaman manggung, membuatnya mudah memandu penonton bernyanyi, melompat, dan berteriak.

Momen seperti itu dirasakan di semua lagu yang dibawakan Ari Lasso. Mulai dari Elang, Satu, Aku Milikmu, Kirana, Roman Picisan, Kangen, sampai Kamulah Satu-Satunya. Di saat itu rasanya tidak ada yang tidak tergoda untuk bernyanyi bersama.

“Kota pertama sengaja kita pilih Kota Solo. Karena kota ini bersejarah buat kita. Dewa 19 pertama kali manggung di Solo tahun 1993. Dan ternyata pilihan tidak salah. Kalian memberikan energi. Malam ini kita mendatangkan musisi dunia dan Solo menjadi saksi, Dewa 19 All Stars,” kata Ari Lasso di atas panggung.

Selanjutnya. musisi legendaris dunia naik ke panggung. Diawali dengan Derek Sherinian, keyboardis yang pernah bermain untuk Dream Theater itu mengawali dengan lagu Arjuna. Sedikit berbeda dari versi original yang biasa dibawakan Once Mekel. Bukan pada komposisinya, malainkan pada liriknya.

Sebab, Dino Jelusick, musisi asal Kroasia itu menyanyikan lagu Arjuna sebagian dengan bahasa Inggris. Dino bernyanyi dengan bahasa Inggris di bagian verse lagu.

Ketika masuk reff, menggunakan lirik bahasa Indonesia. Ini membuat penonton mudah untuk bernyanyi bersama. Siapa sangka Dino ternyata tidak susah mengucapkan aksen Indonesia di lagu itu. 

Terasa lebih berkonsep modern dengan sentuhan elektrik jika dibandingkan versi original yang dibawakan Once. Namun di karakter suara Dino yang ‘rock and roll’, membuat lagu ini jelas semakin powerful. Terutama lengkingannya ketika masuk reff.

Dino melanjutkan aksinya lewat lagu Queen berjudul Somebody to Love. Kali ini, Ahmad Dhani dan Jeff Scott Soto turut menjadi keyboardis dan backing vokal. Lalu vokal Dino masih saja meliuk-liuk ketika membawakan lagu selanjutnya, yakni Immortal Love Song.

Lagu yang dibuat megah dengan kesan pop rock itu mempunyai arti yang cukup mendalam. Kasih sayang seorang bapak kepada anak. Kesan itulah yang membuat lagu ini kian terasa emosional. 

Lagu ciptaan Ahmad Dhani itu turut diringi oleh permainan keyboard Derek Sherinian. Lalu, iringan melodi gitar Bon Jovi, Phil X semakin memberikan kesan mewah dan megah. Jelas sentuhan melodi Phil X berperan besar di lagu itu.

Lagu baru ciptaan Ahmad Dhani lainnya, Love Is Blind juga ditampilkan dengan formasi yang sama. Hanya, kali ini Jeff Scott Soto ikut bernyanyi. Penyanyi heavy metal Amerika sejak era 80-an itu membuat lagu terasa lebih ‘deep’.

Sekitar pukul 22.50 WIB, penonton mulai berhamburan keluar stadion Manahan. Terlihat di area penonton Festival mulai renggang. Namun segera Jeff Scott Soto berinteraksi dengan penonton. Dia melempar satu tarikan nada ke penonton, lalu penonton menirukan. 

Momen itu persis seperti yang dilakukan vokalis Queen, Freddie Mercury ketika konser Live Aid tahun 1985. Seperti mengulang sejarah, Queen kala itu juga tampil di Wembley Stadium, London dengan 72.000 penonton.

Benar saja, ternyata setelah itu Dewa 19 bersama Jeff Scott Soto membawakan lagu paling ‘sakral’ milik Queen, Bohemian Rhapsody tepat di urutan ke-34.

Lagu itu menjadi lagu paling fenomenal milik Queen. Bahkan, Dhani sendiri mengakui lagu itu menjadi puncak kreativitas seorang musisi.

Bisa saja anggapan itu hanya subjektif semata, mengingat Dhani penggemar berat Queen. Namun misi dan ambisi Dewa 19 membawakan lagu Bohemian Rhapsody dengan sajian atraktif layaknya ‘sirkus’ itu ternyata berhasil.

Kelengkapan properti di atas panggung, seperti permainan LED dan lenting melengkapi kemegahan lagu bernapas opera itu. Lagu panjang dan sulit dibawakan, namun nyatanya Dewa 19 bersama Jeff Scott Soto berhasil menghadirkan kemegahaan lagu yang menghantarkan Queen menjadi musisi paling legendaris di Eropa.

Di tengah lagu, melodi panjang dimainkan teramat rapi oleh Andra Ramadhan. Dewa 19 membawakan Bohemian Rhapsody dengan “baik dan benar”.

Frasa “baik dan benar” muncul dari ucapan Ahmad Dhani dalam beberapa interview. Dia mengatakan tidak ada yang bisa membawakan lagu legendaris itu sebaik band aslinya.



“Kecuali Dewa 19,” kata Dhani kepada media.

Lagu ‘lawas’ yang dihadirkan di atas panggung tidak hanya milik Queen, namun juga lagu berjudul Rosanna milik grup band asal Amerika, Toto. Ciri khas dari lagu ini adalah beat drumnya. Drummer Dewa 19, Agung Yudha berhasil memainkan beat itu.

Memang dalam versi ini lebih dominan dengan permainan keyboard Ahmad Dani. Meski begitu, siapa sangka Ahmad Dhani juga turut bernyanyi di bagian awal lagu dan berduet dengan Jeff Scott Soto.

Dhani juga unjuk gigi memainkan solo keyboard. Tidak mau kalah, Andra turut memainkan melodi di lagu yang pernah mendapatkan Grammy Award ke-25 tahun 1983 ini.

Semakin malam, penonton dikejutkan dengan lagu yang sudah lama sekali tidak terdengar miliki Van Halen, berjudul Jump. Ketika menyanyikan ini, Jeff Scott Soto jelas nampak girang. Satu yang khas dari lagu itu, yakni permainan keyboard yang teramat menonjol.

Maka kali ini giliran Derek Sherinian bersama Ahmad Dhani, memberikan sentuhan permainan keyboard yang apik. Derek memainkan peran yang penting sebab napas lagu itu ada di iringan keyboard. 

Always fun playing ‘Jump’!” kata dia lewat akun Twitter miliknya.

Akhirnya, sebanyak 37 lagu dibawakan Dewa 19 selama kurang lebih empat jam tanpa henti itu ditutup dengan lagu milik Queen berjudul We Are The Champion. Lagu terakhir ini dibawakan oleh seluruh musisi, baik Ari Lasso, Ello, Virza, Dino Jelusick, dan Jeff Scott Soto sebagai vokal.

Tentu diiringi melodi Andra Ramadhan dan Phil X yang diperkaya dengan permainan rhythm gitar Vega Antares. Tidak lupa alunan keyboard Ahmad Dhani dan Derek Sherinian. Ritme tempo lagu dijaga oleh drummer Agung Yudha dan bassist Yuke Sampurna. 

Matur suwun sanget, Solo!” ucap Dino Jelusick terbata-bata menggunakan bahasa Jawa sambil melambaikan tangan ke penonton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya