SOLOPOS.COM - Gang perkampungan penuh lampion merah di Kampung Balong, Kelurahan Sudiroprajan, Jumat (13/1/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Warga Kelurahan Sudiroprajan antusias menyambut festival budaya Grebeg Sudiro 2023 dengan memasang lampion di sepanjang gang perkampungan. Hal ini membuktikan kentalnya akulturasi budaya Jawa dengan Tionghoa di kampung-kampung di Kelurahan Sudiroprajan.

Suasana gang-gang perkampungan di wilayah Kelurahan Sudiroprajan berbeda dibanding hari biasa. Lampion berwarna merah pekat yang identik dengan hiasan Imlek terpasang di pintu-pintu masuk gang perkampungan. Tak hanya itu, lampion merah juga dipasang di sekitar permukiman penduduk di bantaran kali yang membelah wilayah Sudiroprajan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di sejumlah pintu masuk gang perkampungan juga terlihat spanduk ucapan Grebeg Sudiro 2023. Spanduk itu dipasang oleh warga di masing-masing RW.

Tak hanya itu, mereka juga berinisiatif membuat jodang yang akan diarak mengelilingi kampung saat kirab budaya Grebeg Sudiro pada Minggu (15/1/2023). “Lampion-lampion ini sengaja dipasang di gang perkampungan sebagai simbol akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa. Ya, semua warga yang memasang lampion. Di setiap wilayah rukun warga (RW) pasti ada lampion,” kata Donny, seorang warga Kampung Balong, Kelurahan Sudiroprajan, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (13/1/2023).

Lampion merah itu dipasang di gang peekampungan sejak akhir 2022 hingga setelah perayaan Imlek. Nantinya, lampion merah itu dicopot dan disimpan oleh warga di masing-masing RW.

Tingginya antusiasme warga memyambut Grebeg Sudiro lantaran event budaya itu vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. “Ada juga lampion berbentuk teko raksasa yang dipasang di sekitar kawasan Pasar Gede. Itu simbol tradisi Buk Teko yang menjadi cikal bakal Grebeg Sudiro di Kota Solo,” kata dia.

Sementara itu, Ketua II Grebeg Sudiro 2023, Yanuar Sri Hartono, mengatakan Grebeg Sudiro merupakan agenda budaya tahunan di Kota Solo. Grebeg Sudiro merupakan akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa di wilayah Kelurahan Sudiroprajan.

Ada dua jodang berbentuk miniatur Stadion Manahan dan Gedung Djoeang 45 Solo yang diarak saat kirab budaya. Kedua jodang itu dihias 4.000 kue keranjang membentuk gunungan besar.

“Banyak masyarakat Jawa yang menikah dengan masyarakat Tionghoa. Toleransi dan kerukunan di sini tak diragukan lagi. Akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa direpresentasikan lewat festival budaya Grebeg Sudiro,” urai Yanuar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya