SOLOPOS.COM - Salah satu pembicara workshop jurnalistik menyampaikan materinya di ruang audio visual Monumen Pers Nasional, Solo, Rabu (6/7/2022). (Bayu Jatmiko Adi/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Monumen Pers Nasional, menggelar workshop jurnalistik dengan tema menggelitik, Artikel Populer Garansi Tayang di Media Massa, Rabu (6/7/2022). Acara tersebut sebagai rangkaian event pameran foto Pesona Solo Tempoe Doeloe.

Workshop jurnalistik menghadirkan dua pembicara, yakni pengajar Solopos Institute, Khaled Hasby Ashshidiqy atau yang akrab disapa Diqy dan Manajer Konten Solopos Media Group, Damar Sri Prakoso.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Workshop diikuti lebih dari 200 peserta baik yang hadir secara langsung maupun online. Peserta yang datang langsung ke Monumen Pers Nasional, di Solo juga bukan hanya dari Solo. Beberapa juga ada yang hadir dari Jogja, Ponorogo, Boyolali dan sebagainya.

Sebenarnya seperti apa artikel yang bergaransi tayang di media massa?

Kedua pembicara mengupas hal itu secara bergantian. Menurut Diqy, pada dasarnya sebuah artikel itu sama seperti halnya karya jurnalistik. Artinya, artikel yang baik adalah yang bisa memberikan pencerahan bagi pembacanya dengan penyampaian yang mudah dipahami dan relevan dengan kondisi terbaru.

“Kemudian yang perlu dipahami adalah menulis artikel itu tidak sama dengan menulis laporan atau jurnal ilmiah. Secara redaksional mestinya bisa diterima semua kalangan dan enak dibaca. Menulis artikel itu mudah yang penting menarik, relevan, gaya bahasa seperti gaya bahasa jurnalistik, kalau bisa naratif. Kalimat dan istilah yang lazim digunakan masyarakat pada umumnya,” jelas dia.

Baca Juga: Workshop Fotografi, Belajar Menggali Ide Photo Story

Hal lain yang perlu diperhatikan, dalam artikel itu ada pesan yang disampaikan ke pembaca. Menurut Diqy, artikel ini merupakan wadah masyarakat untuk menuangkan ide gagasannya tentang sebuah problematika yang ada.

Dia juga menyampaikan, ketika mengirimkan artikel ke media massa kemudian tidak tayang, bukan berarti karya itu jelek. Bisa jadi ada artikel lain yang ternyata lebih menarik atau lebih baik.

“Sebab memang ada persaingan, akan dipilih yang terbaik dari yang baik. Itu akan ada beberapa faktor. Biasanya dari redaksi memilih artikel adalah relevan tidak dengan kondisi terbaru, tulisan seperti apa, tema bagaimana?” lanjut dia.

Sementara Damar menyampaikan garansi tayang sebuah artikel itu tergantung dari kedua belah pihak, yakni penulis itu sendiri dan media massa yang dituju.

Baca Juga: Meriah, Ini Potret Panggung Hiburan Musik Keroncong Monpers Solo

“Pertama, yang bisa menggaransi tayang adalah penulis itu sendiri. Tentu ini berkaca dari kualitas tulisan yang dihasilkan. Tema dan ulasan yang menarik, unik dan dari perspektif yang berbeda, otomatis memiliki modal kuat dalam menggaransi bahwa karyanya lebih baik dari pada penulis lain. Harapannya tentu garansi dari penulis ini akan disambut atau sesuai harapan pihak media yang dia kirimi tulisan,” kata dia.

Sementara dari sisi media massa, tentu setiap media massa memiliki ketentuan masing-masing dalam menilai sebuah artikel itu layak tayang atau tidak. Namun secara umum, mereka akan melihat kualitas karya penulis. “Ketika masuk kriteria layak tayang tentu akan Masuk,” lanjut dia.

Menyajikan tulisan yang unik, menarik dan berbeda, menurut Damar, akan menjadi nilai tambah pada sebuah artikel. “Misalnya momentum April soal Hari Kartini. Orang tentu banyak yang mengincar momentum itu sebagai bahan tulisan. Kalau kita mengangkat hal-hal secara umum seperti soal emansipasi, kemungkinan besar akan banyak yang bermain di situ. Kita bisa menyajikan perspektif beda, menemukan celah beda atau sisi lain, itu secara tidak langsung juga menggaransi karyanya sendiri untuk tayang di media,” kata dia.

Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo. Dia mengatakan workshop tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan pameran foto Pesona Solo Tempoe Doeloe yang digelar Monumen Pers Nasional. Selain workshop jurnalistik, sebelumnya juga digelar workshop fotografi, lomba menggambar, mewarnai dan sebagainya.

“Kemarin bagi penggemar foto ada workshop fotografi. Sekarang saatnya untuk workshop jurnalistik untuk bagaimana menyajikan tulisan yang bagus, juga garansi tayang di media masa. Ini yang menarik. Bukan itu saja, bagi para pranata humas juga butuh ilmu ini untuk tahu bagaimana menulis press release yang bagus untuk ditampilkan di website dan sebagainya. Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat,” kata dia. (Bayu Jatmiko Adi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya