Soloraya
Senin, 11 Maret 2024 - 15:51 WIB

Menhub akan Percantik 3 Stasiun di Solo, Mulai dari Balapan hingga Jebres

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau kondisi Stasiun Solo Balapan, Minggu (10/3/2024). (Istimewa/Dokumentasi Kementerian Perhubungan)

Solopos.com, SOLO– Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana melakukan revitalisasi 3 Stasiun di Kota Solo. Upaya itu dilakukan untuk menambah kenyamanan penumpang, memperindah wajah kota, melestarikan bangunan cagar budaya, serta mengembangkan konektivitas ekosistem pariwisata.

Hal itu disampaikan Budi Karya setelah melakukan tinjauan di sejumlah stasiun di Kota Solo, Minggu (10/3/2024). Tiga Stasiun yang akan direvitalisasi adalah Stasiun Solo Balapan, Stasiun Solo Jebres, dan Stasiun Solo Kota.

Advertisement

Budi Karya mengatakan kegiatan mempercantik dan memperindah stasiun dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk menambah kenyamanan penumpang, memperindah wajah kota, melestarikan bangunan cagar budaya, serta mengembangkan konektivitas ekosistem pariwisata.

“Saya ditunjukkan gambar stasiun, rencananya dilakukan beautifikasi pada bangunan stasiun cagar budaya,” ujar Menhub melalui laman resmi Kementerian Perhubungan.

Dia menjelaskan kementeriannya akan melakukan pengembangan area komersial, penataan aula utama, serta penataan fasad stasiun. Direktur Prasarana Perkeretaapian Kemenhub Djarot Tri Wardhono dan Kepala Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo membersamai kunjungan Budi Karya di tiga stasiun.

Advertisement

Adapun Menhub memastikan kondisi stasiun dan melihat pekerjaan peron, shelter, serta ornamen yang sedang berlangsung di Stasiun Solo Kota.

Laman resmi Pemkot Solo menjelaskan Stasiun Solo Balapan merupakan stasiun paling besar dan tertua di Kota Solo. Stasiun Solo Balapan yang didirikan 1873 menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya dan Semarang.

Lahan yang sekarang digunakan menjadi Stasiun Solo Balapan dahulunya merupakan Alun-Alun Utara milik Pura Mangkunegaran. Terdapat pacuan kuda Balapan di alun-alun pada masa Mangkunegoro IV. Pada masa itu, Solo sedang digalakkan terjadinya perubahan. Perubahan dari pola pedesaan menjadi pola perkotaan.

Advertisement

Ide perubahan itu datang dari Pemerintah Kolonial Belanda. Secara tidak langsung, ide-ide perubahan menuju pola perkotaan ini juga menyentuh soal sarana dan prasarana umum. Salah satunya menyangkut soal alat transportasi kereta api.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif