SOLOPOS.COM - Pembeli antre di warung makan Pak Suroto di Pasar Pracimantoro, Wonogiri, Minggu (2/7/2023) dini hari. (Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB, Sabtu (2/7/2023), tetapi warung makan Pak Suroto yang bertenda biru di pelataran Pasar Pracimantoro, Wonogiri, justru semakin ramai pembeli.

Kepulan asap menyeruak dari termos nasi. Beberapa orang mengantre menunggu giliran untuk memesan makanan rumahan ala Wonogiri di warung tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Saya pakai sayur lombok ijo dan ayam goreng saja, Mbak,” kata Irwan, pembeli asal Pacitan, Jawa Timur, kepada rewang di Warung Pak Suroto, menjelang tengah malam itu.

Begitu makanan yang ia pesan sudah di tangan, Irwan segera mencari tempat duduk. Dia melihat kursi di depan warung itu semua telah diduduki pembeli lain. Terpaksa ia makan di trotoar berasal tikar berwarna kuning gading.

Tidak lebih dari 10 menit, ia menghabiskan nasi sayur lombok ijo. Sudah menjadi kebiasaan Irwan makan saat tengah malam di warung sekitar Pasar Pracimantoro, Wonogiri.

“Setelah ngedprop buah di pasar, biasanya saya makan di sini. Kalau warung sini ramai banget [Pak Suroto], pindah warung sampingnya. Rasanya juara,” kata Irwan saat berbincang dengan Solopos.com sembari ia sesekali menyeruput teh kampulnya.

Irwan segera beranjak dan kembali pulang ke Pacitan mengendarai mobil bak terbuka. Sementara hari sudah berganti, pembeli di warung-warung makan dekat Pasar Pracimantoro tak kunjung sepi.

kecamatan pracimantoro wonogiri
Pasar Pracimantoro, Wonogiri, masih ramai pada Sabtu (1/7/2023) malam. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Pasar Pracimantoro itu laiknya jantung ekonomi bagi kecamatan yang berbatasan langsung dengan Wonosari, Gunungkidul, DIY, itu. Aktivitas ekonomi tak pernah jeda di sekitar pasar itu.

Warung makan Pak Suroto dan warung makan lain di sekitar pasar baru buka pukul 22.00 WIB dan tutup pada pukul 06.00 WIB. Warung-warung itu melayani orang-orang pasar yang beraktivitas sejak tengah malam hingga pagi hari, seperti para pemasok buah dan sayur dari Boyolali, Wates, Karanganyar, dan Pacitan. 

Siklus Aktivitas Perdagangan

Setelah warung-warung makan itu tutup pada pagi hari, persis di tempat yang sama pada hari yang sama pula, tempat itu digunakan pedagang lain yang berjualan aneka sayur, buah, dan kembang hingga tengah hari.

Setelahnya lagi, bakda Zuhur, di tempat yang sama pula, berdiri warung satai dan bakso serta mi ayam. Warung-warung itu buka dari siang hingga malam. Begitu terus siklusnya saban hari. 

Terminal Pracimantoro, Wonogiri, yang terletak di belakang pasar juga hampir tak pernah sepi. Penjual aneka kuliner mengepung sekitaran terminal, mulai dari pagi buta hingga tengah malam.

Sebut saja warung hidangan istimewa kampung (hik) Tanpa Nama yang buka dari sore hingga dini hari. Tak jauh dari situ, ada warung satai kambing Pak Sur dan warung opor ayam kampung Wong Jowo yang juga tak pernah sepi pembeli.

Kecamatan dengan luas 144 km persegi itu memang lain dari yang lain di Wonogiri. Berjarak 38 kilometer dari pusat Kota Wonogiri, wilayah Pracimantoro justru menjadi wilayah tersibuk dibandingkan kecamatan-kecamatan lain di Wonogiri, bahkan pusat kota sekali pun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri dengan jumlah penduduk sebanyak 66.123 jiwa, mayoritas warga bekerja sebagai petani sekaligus peternak. Pracimantoro juga menjadi dari segelintir kecamatan di Wonogiri yang memiliki pasar hewan.

kecamatan pracimantoro wonogiri
Aktivitas perdagangan di Pasar Pracimantoro, Wonogiri, Minggu (2/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Camat Pracimantoro, Warsito, menyampaikan Pracimantoro adalah wilayah di Wonogiri yang tak pernah tidur. Sejak dulu, kecamatan ini menjadi kecamatan tersibuk selain Baturetno.

Kebutuhan Rumah Tangga hingga Gaya Hidup

Menurut dia, hal itu sangat wajar karena Pracimantoro berada di perlintasan tiga kabupaten di tiga Provinsi, yaitu Wonogiri (Jawa Tengah), Pacitan (Jawa Timur), dan Gunungkidul (DIY). 

“Orang-orang dari Wonogiri ke Pacitan atau Gunungkidul, pasti lewat sini. Orang dari Pacitan mau ke Gunungkidul atau Wonogiri lewat sini. Begitu juga orang Gunungkidul mau ke Wonogiri atau Pacitan, pasti lewat sini. Orang-orang dari Pacitan atau Kudungkidul, tidak jarang kalau belanja ya ke sini,” kata Warstio.

Warsito menyebut Pasar Pracimantoro menjadi pusat aktivitas ekonomi warga. Selama 24 jam, saban hari, pasar itu tak pernah berhenti menjadi penopang perekonomian Pracimantoro.

“Enggak ada kecamatan yang sesibuk Pracimantoro. Kecamatan lain di Wonogiri, maksimal pukul 22.00 WIB sudah sepi. Aktivitas ekonomi sudah berhenti,” ujar dia.

Salah satu warga Pracimantoro, Oktri Baskoro Swicatur, mengamini hal tersebut. Menurut dia, orang cari apa saja untuk kebutuhan rumah tangga atau gaya hidup, sudah tersedia di Pracimantoro, terutama di sekitar pasar.

Dia menyebut, orang tak perlu khawatir lapar di wilayah itu. Warung makan buka 24 jam di Pracimantoro. “Paling enak, kalau tengah hari, makan puli tempe di warung makan sekitar pasar,” katanya.

Kepala Desa Jimbar, Pracimantoro, Sutrisno, juga mengatakan Pracimantoro jadi pertemuan kebudayan antara Pawonsari (Pacitan, Wonogiri, dan Wonosari, Gunungkidul). Wilayah ini menjadi sangat strategis karena memiliki putaran ekonomi yang cepat juga besar.

“Hanya ada satu kecamatan di Wonogiri yang hampir mirip seperti Pracimantoro, tidak perlu tidur, yaitu Baturetno,” ucapnya.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya