Soloraya
Jumat, 14 Oktober 2022 - 12:21 WIB

Menikmati Pakeliran Wayang Ruwat Nagari di Pesanggrahan Langenharjo Sukoharjo

Tiara Surya Madani  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pagelaran Wayang Kulit Ruwat Nagari di Pesanggrahan Langenharjo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Rabu (12/10/2022). (Solopos.com/ Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO — Alunan gamelan beserta para sinden bernyanyi menjadi latar belakang musik dari pagelaran Wayang Kulit Ruwat Nagari yang diadakan Pesanggrahan Langenharjo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Rabu (13/10/2022) malam.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Keraton Surakarta bersama Komunitas Budaya di Sukoharjo.  Di bawah temaram lampu, euforia para tamu undangan dan masyarakat sekitar tak terbendung begitu pagelaran Wayang Kulit Ruwat Nagari dimainkan pukul 21.00 WIB.

Advertisement

Dari sekian penonton, banyak orang tua, anak-anak, hingga ibu-ibu menonton secara lesehan, maupun duduk di kursi yang tersedia. Semua orang berkumpul di Pendapa Pesanggrahan Langenharjo.

Keseruan memuncak ketika dalang mainkan lakon yang membuat penonton tertawa terbahak. Pengelola Keraton Surakarta, G.P.H Soeryo Wicaksono, mengatakan pagelaran wayang kulit merupakan bagian dari ritual Keraton Surakarta.

Advertisement

Keseruan memuncak ketika dalang mainkan lakon yang membuat penonton tertawa terbahak. Pengelola Keraton Surakarta, G.P.H Soeryo Wicaksono, mengatakan pagelaran wayang kulit merupakan bagian dari ritual Keraton Surakarta.

“Kami bersama komunitas budaya membuat Wayang Kulit Ruwat Nagari, ini adalah acara budaya ‘meruwat’ negara dengan lakon judul Sesaji Raja Suya, yang kedua disambung dengan Gatutkaca dadi Dewa,” kata pria yang akrab disapa Gusti Nino tersebut saat diwawancara, Rabu (13/10/2022).

Baca juga: WAYANG KULIT : UTP Bakal Geber Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk

Advertisement

“Kedua dalang tersebut merespons hajat kami, Keraton Surakarta sering mengadakan ruwatan nagari pada jaman kerajaan, karena sekarang jaman republik maka yang kami ruwat NKRI [negara kesatuan republik Indonesia,” lanjut Gusti Nino.

Ruwat nagari biasanya digunakan untuk meruwat segala keruwetan di Indonesia agar segera sirna dengan melalui pagelaran wayang kulit Sesaji Raja Suya, hal tersebut disampaikan Gusti Nino.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa semua dalang belum tentu bisa melakukan prosesi ruwatan, dan yang dapat melakukan ruwatan adalah dalang sesepuh.

Advertisement

“Dalang ruwat itu tidak semua dalang bisa, yang mendalangkan pagelaran ini adalah sesepuh, dan semua dalang pasti tahu bahwa ia adalah sesepuh,” lanjut Gusti Nino.

Baca juga: Bukan Juara I, Peserta Lomba Dalang Remaja Wonogiri Ini Justru Ingin Runner-up

“Karena situasi negara sedang tidak baik, maka kami berpartisipasi untuk meruwat negara melalui acara budaya yang diadposi dengan adat Keraton Surakarta, agar negara tenang, damai, maju, dan sejahtera,” lanjut Gusti Nino.

Advertisement

Bentuk acara ritual budaya yang diselenggarakan di Pesanggrahan Langenharjo tersebut juga bertujuan tempat tersebut kopen dan kajen. Dalang ruwat, Nyi Rumiyati Ajangmas, menjelaskan rangkuman lakon yang ia pentaskan berjudul Sesaji Raja Suya. 

“Filosofinya ora ana ala temomo becik, tidak ada kejahatan akan tidak bisa menumpas kebaikan” kata Nyi Rumiyati.

Dalang kedua, Ki Sri Susilo Tengkleng, mementaskan lakon Gatotkaca Winisudo, atau Gatotkaca Jadi Dewa.

Baca juga: Secuil Cerita dari Mereka yang Memilih Seni Tradisi di Wonogiri

“Persiapan [pentas Wayang Kulit Ruwat Nagari] yang saya lakukan berdoa, selamat. Yang jelas, suasana negara yang seperti ini, pesan yang akan disampaikan dalam lakon yang akan dimainkan nanti selain mengandung komedi, akan ada kata-kata untuk masyarakat yang menuju kebenaran,” lanjut Ki Sri Susilo Tengkleng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif