Solopos.com, SOLO--Seorang pemuda berlalu-lalang sibuk membuat beragam pesanan di warkop sederhana miliknya yang baru saja buka. Warkop Purwo merupakan nama yang dipilih untuk menamai bisnis pertamanya ini.
Diambil dari nama lokasi yang terletak di Purwosari, serta diambil dari bahasa jawa yang berarti “permulaan” atau “pembukaan”.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Danang, seorang pemuda asli Solo baru saja mengoperasikan bisnis barunya pada bidang food and baverage (FnB) menengah ke bawah. Beroperasi sejak dua pekan lalu, tepatnya pada Kamis (1/2/2024). Warkop ini mengalihfungsikan bangunan tua yang terletak di bantaran Rel Bengkong Purwosari, Jl. Menur, Purwosari, Kota Solo.
Sarjana Biologi UNS ini pada awalnya berencana membuka warung kopi di dalam sebuah gang, namun tanpa sengaja ia bersama rekannya, Saiful dan Firdaus, menemukan tempat yang kini mereka tempati.
“Saya enggak ada ekspektasi kalau bakal nempatin di sini. Awalnya saya ingin buka di dalam gang, tapi enggak sengaja dapat di sini,” ucap Danang saat ditemui Solopos.com, Selasa (13/2/2024).
Warkop Purwo sendiri sudah ada sejak Oktober tahun lalu, namun baru mulai beroperasi selama dua pekan terakhir. Danang mengungkapkan bahwa hal tersebut dikarenakan ia beserta temannya melakukan Research and Development selama 3 bulan. Ia mengaku hal tersebut guna memberikan rasa serta pelayanan terbaik untuk pelanggan.
“Sebenarnya kita sudah ada dari oktober 2023 kemarin, tapi kita research and development dulu, terutama buat kopinya,” ujar dia.
Sejak hari pertama buka, antusiasme masyarakat Solo sangat tinggi, bahkan beberapa kali terdapat pelanggan yang datang saat belum memasuki jam buka. Danang mengaku bahwa setiap harinya lebih dari 100 bill pelanggan yang masuk, atau dapat diperkirakan sebanyak lebih dari 200 pelanggan setiap harinya.
Warkop Purwo buka setiap hari pada pukul 15.30 WIB hingga 23.00 WIB, khusus Sabtu dan Minggu juga buka pada pagi hari pukul 07.00 WIB hingga 11.00 WIB.
Namun, pada Sabtu dan Minggu pagi, Warkop Purwo hanya menyediakan menu minuman dan tidak menyediakan makanan.
“Kami buka setiap hari, Sabtu dan Minggu juga buka pagi tapi enggak menjual makanan, karena di samping toko kami ada satu toko yang jual makanan pagi. Jadi, saling berbagi rezeki,” ucap Danang. Tak hanya terbuka bagi anak muda, berbagai kalangan usia juga turut memenuhi setiap lahan yang tersedia di warkop ini.
Sering kali para pelanggan kehabisan kursi dan meja yang telah disediakan, namun tak perlu khawatir karena para pelanggan juga dapat duduk sepanjang rel di hadapan warkop. Terdapat tujuh pegawai yang bekerja, termasuk Danang dan Saiful yang masih ingin terjun langsung untuk memberikan arahan kepada rekan kerja lainnya.
Menu yang disajikan lebih berfokus pada minuman, terutama kopi. Terdapat beberapa menu minuman, seperti es teh, wedang, soda gembira, cokelat, teh tarik, dan pastinya beragam jenis kopi. Menu minuman yang paling diincar oleh pembeli adalah kopi butter.
Makanan yang tersedia merupakan makanan sampingan, seperti pisang goreng, samarinda atau nangka goreng, roti bakar, tahu bakso, hingga mi instan.
Pisang goreng dan samarinda adalah makanan yang paling diburu oleh pelanggan, dalam kurun kurang dari tiga jam semenjak jam buka, kedua menu andalan tersebut sudah ludes habis terjual. Harga yang ditawarkan cukup bersahabat, mulai dari yang paling murah Rp5.000 hingga yang paling mahal yaitu Rp19.000.
“Minuman yang paling favorit ada kopi butter, sempat beberapa kali habis juga. Kalau makanan, pisang goreng dan nangka goreng paling sering habis. Harus buru-buru kalau mau pisang dan nangkanya,” kata dia.
Menurut Danang, persaingan bisnis di kota Solo hanya memiliki dua kemunkinan untuk dapat terus bersaing. Membuat sesuatu yang besar sekalian, atau membuat yang sederhana sekalian, kalau berada di tengah-tengah hanya akan membuat bisnis terombang-ambing.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
