SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswi SMA sederajat. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 12.446 pelajar SMA/K dan 19.671 siswa SMP di Boyolali telah menjadi nasabah Tabungan Simpel atau Simpanan Pelajar hingga Desember 2022. Total, ada sekitar 32.117 pelajar di Boyolali yang sudah membuat tabungan Simpel.

Jumlah tersebut meningkat pesat sejak Oktober 2022 sekaligus bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Darmadi, mengungkapkan sebelum Oktober 2022, jumlah siswa SMA/K yang menabung lewat tabungan Simpel ada 5.240 pelajar. Lalu, siswa SMP sebelum Oktober terdapat 7.225 orang.

Total sudah ada 27 SMP dan 54 SMA/K di 22 kecamatan se-Boyolali yang muridnya telah membuat rekening Tabungan Simpel.

“Pengguna Tabungan Simpel sebelum bulan inklusi keuangan itu berkisar 33 persen, terus adanya bulan inklusi keuangan pada Oktober itu naik signifikan jadi 53 persen,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (12/1/2023).

Ia mengungkapkan para pelajar SMA/K menabung di Bank Jateng, selanjutnya untuk pelajar SMP menabung di Bank Boyolali dan BPR BKK Boyolali.

Darmadi mengatakan pada dasarnya tabungan Simpel tersebut sama dengan tabungan yang lain. Akan tetapi, pada tabungan tersebut memang khusus anak sekolah.

Selain itu, tidak ada biaya pendaftaran saat membuka rekening sekaligus tidak ada potongan administrasi bulan.

“Paling setelah membuka rekening di Tabungan Simpel itu hanya setor pertama Rp5.000, setelahnya mau setor berapapun bisa, mau seribu, dua ribu, bisa,” kata dia.

Ia mengatakan siswa yang ingin menabung lewat Tabungan Simpel tidak perlu datang ke bank. Pihak sekolah dan bank akan berkoordinasi ketika waktunya untuk mengambil uang siswa.

Darmadi menjelaskan tujuan Tabungan Simpel yaitu meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Sehingga, sejak dini siswa diajarkan untuk menabung dan mengatur keuangan.

“Semisal anak dikasih uang saku Rp10.000, nanti dia mengatur sendiri buat jajan berapa, terus buat nabung berapa. Jadi ini bagian edukasi untuk pelajar terkait keuangan agar ke depannya, anak-anak didik ini setelah nanti besar dan sudah bekerja bisa tertata keuangannya,” kata dia.

Tabungan Simpel sendiri, jelas Darmadi, satu siswa hanya memiliki satu rekening. Nantinya, akan ada program Kejar atau satu rekening satu pelajar.

“Walau tabungan ini tidak ada biaya admin, akan tetapi tetap ada bunga yang didapat pelajar. Jadi memang orientasinya menabung, ini sangat bagus sekali program dari OJK [Otoritas Jasa Keuangan] dan BI [Bank Indonesia],” jelasnya.

Rp30 Triliun

Sebelumnya, Komisioner OJK, Tirta Segara, dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) dan Pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jawa Tengah pada 22 Maret 2022 menyatakan TPAKD ditantang untuk menyediakan layanan keuangan yang memiliki tiga karakteristik yaitu aksesibel, fleksibel, dan affordable.

“Jadi tiga karakteristik tersebut pertama yaitu aksesibel atau mudah diakses. Kemudian, fleksibel, jadi dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dan ketika affordable atau berbiaya rendah,” jelasnya dalam tayangan YouTube yang diakses Solopos.com, Kamis (12/1/2023).

Lebih lanjut, Tirta menyatakan OJK melalui TPAKD terus memperluas akses keuangan di Indonesia. Paling tidak, jelas Tirta, ada tiga program inklusi keuangan yang didorong OJK lewat TPAKD.

Pertama adalah business matching yaitu mempertemukan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan lembaga jasa keuangan yang nantinya bisa memberikan kredit atau pembiayaan. Tak hanya itu, tapi juga menyediakan layanan konsultasi kepada pelaku UMKM.

Lalu ada Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) yang merupakan skema pembiayaan proses cepat dan biaya rendah kepada pelaku UMKM.

Selanjutnya, program ketiga yang didorong sebagai upaya menanamkan budaya menabung sejak dini dan juga membentuk karakter bangsa. Tirta menyatakan OJK bersama Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama meluncurkan program satu rekening satu pelajar atau Kejar

“Sampai akhir 2021 lalu, secara nasional sudah menjangkau 46 juta rekening tabungan segmen pelajar,” kata dia.

Ia mengatakan persentasenya sekitar 71,2 persen dari total jumlah pelajar 64,6 juta pada 2021. Tak hanya itu, Tirta mengungkapkan nominal yang dihimpun dari tabungan segmen pelajar sangat besar.

“Nominal yang dihimpun luar biasa besar, Rp30,2 triliun. Itu uang pelajar se-Indonesia,” jelasnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya