Soloraya
Jumat, 12 Juli 2019 - 22:15 WIB

Menkes Minta Gedung Lawas RSST Klaten Dipertahankan, Begini Sejarahnya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek, meminta gedung lawas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji Tirtonegoro (RSST) Klaten dipertahankan.

Hal itu dikatakan Nina saat meresmikan gedung Instalasi Rawat Jalan Terpadu (IRJT) RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Jumat (12/7/2019). Nila mengatakan RSUP didirikan sejak zaman kolonial Belanda.

Advertisement

Berdasarkan sejarah pendiriannya, pengelola perkebunan pemerintah Belanda mendirikan rumah sakit bernama dr. Scheurer Hospital pada 20 Desember 1927. Rumah sakit tersebut dikelola yayasan Zending dan dipimpin Dr. Bakker.

Setelah kemerdekaan Indonesia, rumah sakit tersebut diambil alih pemerintah Indonesia hingga dalam perkembangannya berganti nama menjadi RSST. Meski sudah berumur hampir seabad, bangunan awal rumah sakit tersebut hingga kini masih dipertahankan.

Advertisement

Setelah kemerdekaan Indonesia, rumah sakit tersebut diambil alih pemerintah Indonesia hingga dalam perkembangannya berganti nama menjadi RSST. Meski sudah berumur hampir seabad, bangunan awal rumah sakit tersebut hingga kini masih dipertahankan.

Hal itu seperti yang terlihat pada bagian depan RSST terdapat bangunan lawas. “Memang RSST ini sejak lama didirikan dan awalnya masih milik orang Belanda. Karena itu bisa dilihat gedung lama merupakan gedung heritage. Dengan era yang sudah berubah ini dan jumlah pasien meningkat, maka perlu perluasan,” kata dia.

Menkes berharap gedung lama tetap dipertahankan. Soal perawatan gedung lama tersebut, Menkes menyarankan bisa bekerja sama dengan pemerintah Belanda.

Advertisement

Terkait pembangunan gedung IRJT, Menkes mengapresiasi pengelola RSUP yang melakukan efisiensi hingga ada sisa anggaran Badan Layanan Umum (BLU) yang cukup untuk membangun gedung berlantai lima tersebut.

“Ada efisiensi yang dimanajemen dengan baik sehingga ada simpanan. Terus terang, pemandangannya dari gedung baru luar biasa menghadap ke Gunung Merapi,” ungkapnya.

Menkes berharap keberadaan IRJT bisa meningkatkan pelayanan RSST. Dia mengingatkan pengelola RSST menjalankan fungsi sosial serta melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan.

Advertisement

Direktur Utama RSST, Endang Widyaswati, mengatakan gedung IRJT dibangun menggunakan dana BLU sejak 2017 lalu. Total anggaran pembangunan mencapai Rp74 miliar.

Di gedung berlantai lima itu terdapat pelayanan pendaftaran, pemeriksaan dokter, laboratorium, pengambilan obat, serta ruang tunggu. Pembangunan gedung IRJT dilakukan lantaran poliklinik berkapasitas 400-500 pasien tak mampu menampung seluruh pasien yang saban harinya mencapai 1.000-1.200 pasien.

Endang mengatakan selain peresmian gedung IRJT, pagi itu juga dilakukan peletakan batu pertama untuk mengawali pembangunan gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST) dan critical center. Pembangunan gedung berlantai lima itu direncanakan dalam tiga tahap dengan total anggaran mencapai Rp180 miliar.

Advertisement

“Pada 2019 kami menganggarkan Rp70 miliar untuk membangun struktur bangunan lima lantai dan lantai I,” kata Endang.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif