Soloraya
Selasa, 12 Oktober 2021 - 19:03 WIB

Menteri Pertanian Panen Padi IP 400 Kualitas Ekspor di Weru Sukoharjo

R Bony Eko Wicaksono  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (kedua dari kanan) bersama Bupati Sukoharjo, Etik Suryani (kiri), memanen padi di lahan pertanian yang menerapkan konsep indeks pertanaman (IP) 400 di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Selasa (12/10/2021). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menghadiri panen raya padi IP 400 kualitas ekspor di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Sukoharjo, Selasa (12/10/2021). Kegiatan itu dihadiri sejumlah pejabat Kementerian Pertanian (Kementan), forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) Sukoharjo, dan kepala desa se-Kecamatan Weru.

Dalam kesempatan itu, Syahrul juga menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani setempat. Syahrul menargetkan pengembangan konsep IP untuk menggenjot produksi padi, termasuk wilayah Sukoharjo.

Advertisement

Lahan pertanian yang menerapkan konsep indeks pertanaman (IP) 400 di Sukoharjo ditambah dari 2.088 hektare menjadi 5.000 hektare pada 2022. Hasil panen lahan pertanian tersebut diproyeksikan untuk ekspor dengan jaminan harga pasar internasional.

“Konsep IP 400 menitikberatkan pada empat kali panen dalam setahun. Ini harus diperluas pada tahun depan. Sekarang lahan pertanian yang menerapkan IP 400 baru sekitar 2.000 hektare. Tahun depan diperluas menjadi 5.000 hektare,” katanya, Selasa.

Advertisement

“Konsep IP 400 menitikberatkan pada empat kali panen dalam setahun. Ini harus diperluas pada tahun depan. Sekarang lahan pertanian yang menerapkan IP 400 baru sekitar 2.000 hektare. Tahun depan diperluas menjadi 5.000 hektare,” katanya, Selasa.

Baca Juga: Ternyata, Masih Ada 31 Kasus Positif Covid-19 Aktif di Sukoharjo

Menteri Pertanian mengatakan penerapan konsep IP 400 seperti di Weru, Sukoharjo, tidak hanya berkontribusi terhadap produksi padi tapi juga ada nilai tambah atau penghasilan bagi para petani. Satu hektare sawah bisa menghasilkan 9,2 ton padi.

Advertisement

Lahan pertanian yang menerapkan konsep IP 400 harus ditopang ketersediaan air, varietas padi unggulan, mekanisasi hingga kelembagaan petani yang terintegrasi. Hal ini juga harus disokong pemasaran produk pertanian sehingga bisa menembus pasar beras internasional.

Penggilingan Padi

Lahan-lahan pertanian yang menjadi lumbung padi harus ditingkatkan kelas rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi. “Saya sudah berbincang dengan Bupati Sukoharjo agar ada RMU yang harus dinaikkan sebagai persiapan ekspor beras. Peluang ekspor beras terbuka lebar pada tahun depan. Tak hanya Sukoharjo, model seperti ini [peningkatan kelas RMU] diterapkan di daerah lain,” terang mantan Gubernur Sulawesi Selatan tersebut.

Baca Juga: Persis Vs PSIM: Polres Sukoharjo Sekat Masuknya Suporter di 3 Lokasi

Advertisement

Dalam kesempatan panen raya di Weru, Sukoharjo, itu, Menteri Pertanian juga menyinggung ihwal modernisasi pertanian menggunakan alsintan. Pemerintah telah menyalurkan bantuan alsintan berupa traktor, mesin pompa air, transplanter hingga combined harvester.

“Dalam waktu dekat, pemerintah bakal meluncurkan taksi alsintan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Para petani bisa meminjam beragam jenis alsintan sesuai ketentuan.”

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, menyatakan para petani di Sukoharjo berkomitmen mengolah sawah dengan menerapkan konsep IP 400 untuk mendongkrak produksi padi. Sukoharjo selalu mencatatkan kinerja positif di sektor pertanian. Para petani bisa menjaga surplus padi sekitar 102 ton setiap tahun.

Advertisement

Sementara realisasi produksi padi pada 2020 sebanyak 310.778 ton dengan rata-rata produktivitas padi sekitar 6,8 ton per hektare. “Konsep IP 400 direspons baik oleh para petani. Bahkan, mereka sanggup menggenjot produksi padi dengan perluasan lahan pertanian hingga 5.000 hektare,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif